Nationalgeographic.co.id—Jejak empat bangunan yang berasal dari abad keempat belas hingga ketujuh belas ditemukan selama berlangsungnya proyek perbaikan jalan di Skotlandia selatan. Bangunan-bangunan rumah tersebut merupakan bagian dari permukiman sebuah desa yang diubah menjadi taman pada abad kedelapan belas oleh Duke of Hamilton.
The Scotsman memberitakan, bekas empat bangunan itu ditemukan di dekat area Netherton Cross dekat Bothwell, North Lanarkshire, Skotlandia. Tembikar, pecahan panci dan mangkuk masak, pipa tembakau dari tanah liat, potongan mainan, dan bukti pengerjaan logam yang didapatkan dari situs tersebut menjadikan temuan ini sebagai penemuan yang "luar biasa".
Di tingkat fondasi salah satu bangunannya, tim peneliti menemukan lingkaran poros, batu asahan, dua koin abad ketujuh belas, dan belati besi. Belati yang dibuat di Zaman Besi itu diyakini disimpan sebagai bagian dari ritual untuk melindungi struktur bangunan dan penghuninya dari bahaya, menurut Dr. Natasha Ferguson, arkeolog dari Guard Archaeology, seperti dilansir Archaeology magazie.
Natasha Ferguson yang menulis laporan penemuan tersebut mengatakan, “Kualitas khusus atau jimat dari belati ini sebagai objek pelindung mungkin telah meningkatkan tindakan ritual untuk melindungi rumah tangga dari bahaya duniawi dan magis."
"Penempatan benda-benda ini di bawah lantai dasar salah satu rumah mungkin dimaksudkan untuk menegaskan ruang ini sebagai tempat aman bagi mereka dan generasi yang akan datang," beber Ferguson, seperti diberitakan The Scotsman.
Baca Juga: Kisah Ki Hadjar Dewantara yang Menolak Jimat Eyangnya
Praktik meninggalkan benda-benda khusus di bangunan abad pertengahan dan pasca abad pertengahan telah banyak terdokumentasikan dengan baik. Terkait praktik tersebut, diyakini bahwa ritual semacam itu akan melindungi bangunan dan penghuninya. Laporan tersebut menemukan bahwa objek-objek yang "sengaja dipilih" itu memang telah sengaja ditempatkan di properti tersebut.
Dipercaya bahwa lingkaran spindel, percahan mainan, dan batu asahan mungkin mewakili hubungan personal dengan seorang individu, aktivitas, atau tempat yang akan membuatnya istimewa bagi penghuninya.
Laporan itu menambahkan, "Potensi keunikan belati sebagai benda prasejarah ini mungkin memberikan kualitas keanehan. Penggunaan kembali benda-benda prasejarah sebagai pengendapan dalam pengaturan abad pertengahan telah dicatat dalam penggalian gereja-gereja abad pertengahan di Inggris, dan panah batu secara tradisional diidentifikasi sebagai 'elf-bolts' dan lama dikenal karena sifat magis jahat mereka."
Dr. Gemma Cruickshanks, dari Museum Nasional Skotlandia mengatakan tampaknya belati itu tertutup sarung pada saat dikuburkan.
“Itu mungkin utuh dan masih bisa digunakan pada saat itu. Bentuk belati ini tidak bisa dibedakan dari contoh-contoh Zaman Besi, menandakan bentuk belati yang sederhana ini memiliki sejarah yang sangat panjang,” ujar Cruickshanks.
Bukti peleburan besi, pemurnian, dan kemungkinan praktik pandai besi juga ditemukan, bersama dengan bekas kegiatan pemilihan paku di situs tersebut.
Permukiman tempat berdirinya empat bangunan itu berada dekat dengan Netherton Cross abad ke-10, patung salib simbol kekristenan di Hamilton. Di area ini sekarang berdiri Gereja Paroki Tua Hamilton (Hamilton Old Parish Church).
Baca Juga: Kumpulan Temuan Arkeologi, Empat Makam Perempuan Terhormat Mesir Kuno
Area Netherton Cross itu berjarak sekitar 1 kilometer dari Jembatan Bothwell, tempat pertempuran tahun 1679 yang mengakhiri pemberontakan Covenanter di Skotlandia.
“Sangat mungkin masyarakat terkena dampak konflik, baik yang menderita kerusakan harta benda atau sebagai saksi jalur pasukan Covenanter,” kata laporan itu.
Wilayah pinggiran atau desar Netherton lenyap pada abad ke-18 karena adanya perbaikan pada perkebunan oleh Duke of Hamilton, dengan taman yang tertata rapi dan simetris dibangun sebagai gantinya. Jalan raya kemudian juga dibangun di sekitar wilayah tersebut. Pembangunan jalan raya ini menggusur bangunan-bangunan lama desa dengan empat bangunan batu tua yang ditemukan itu sebagai jejak terakhir permukiman tersebut.
Source | : | The Scotsman,Archaeology magazine |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR