Pada saat perang lawan narkotika diluncurkan, kematian akibat tembakau diperkirakan berjumlah 300.000 jiwa pertahun ditambah 100.000 jiwa akibat penyalahgunaan alkohol.
Tapi bukan itu target pemerintahan yang saat itu dipimpin oleh George H. W. Bush, melainkan perdagangan narkotika ilegal yang menyebabkan kasus kematian yang lebih sedikit. Yakni 3.500 jiwa per tahun. Karenanya, menurut Chomsky, pemerintahan Bush bisa dengan yakin memprediksi bahwa perang melawan narkotika akan sukses menurut angka penggunanya yang lebih sedikit dari tembakau atau alkohol.
Pemerintah AS juga menyasar peredaran mariyuana, yang tak menyebabkan satu pun kematian di antara 60 juta penggunanya. Pada nyatanya, tindakan itu malah memperburuk keadaan karena banyak pengguna mariyuana beralih ke kokain yang lebih berbahaya karena lebih mudah disembunyikan.
Baca Juga: Kratom Jarang Digunakan di AS, tapi Familiar bagi Para Pencandu Opioid
Aspek lain yang luput ialah peran utama pemerintah AS dalam mendorong perdagangan narkoba sejak Perang Dunia II menurut Chomsky. Hal ini bermula ketika AS membasmi perlawanan antifasis dan buruh adalah target penting mereka.
Di Prancis, ancaman kekuasaan politik dan gerakan buruh meningkat saat mereka menahan pasoka senjata angkatan bersenjata Prancis yang tengah menaklukan Vietnam, bekas koloni mereka dengan bantuan AS. CIA pun dikerahkan untuk melemahkan dan membasmi gerakan buruh di Prancis.
Tugas ini membutuhkan para penjahat dan kelompok yang tepat adalah mafia. Mereka mengerjakan tugas ini demi kesenangan dan kompensasi semata. Para mafia itu diberi wewenang untuk membangkitkan kembali perdagangan heroin yang ditekan oleh pemerintah fasis. "French Connection" yang terkenal mendominasi perdagangan narkotika hingga 1960-an.
Source | : | Buku How The World Works |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR