Sedimen laut adalah "kolam karbon organik terbesar" di Bumi dan reservoir utama untuk penyimpanan jangka panjang, menurut penelitian itu.
Karbon yang dilepaskan saat jaring berat diseret melintasi dasar laut, mengaduk sedimen, kemungkinan dapat meningkatkan pengasaman laut menurut studi itu. Ini juga dapat mengurangi kapasitas laut untuk menyerap CO2 dari udara. Sehingga menambah penumpukan atmosfer yang mendorong pemanasan global.
Tidak diketahui seberapa banyak CO2 atmosfer meningkat oleh pukat dasar menurut Sala dan rekannya. Tetapi karena jejak global trawl kecil, melindungi hanya 3,6 persen lautan akan menghilangkan 90 persen resiko. Sementara itu, daerah yang paling rentan terhadap pelepasan karbon ditemukan di landas kontinen dan termasuk Zona Ekonomi Ekslusif Cina, wilayah pesisir Atlantik Eropa, dan Nazca Ridge Peru.
Baca Juga: Perbedaan Kultur di Dalam Nyanyian Paus Bungkuk Antar Samudra
Menyongsong pertemuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang keanekaragaman hayati pada Oktober di Kunming, Cina, para ilmuwan berpendapat untuk kerja sama global yang lebih besar dalam perlindungan laut.
Di Kunming, PBB berharap 190 negara akan menyelesaikan kesepakatan tentang keanekaragaman hayati.
"Itulah salah satu alasan kami melakukan ini," kata Sala. "Kita perlu memastikan sains begitu jelas sehingga tidak ada manuver politik yang akan menang tentang seberapa banyak kita akan meninggalkan alam. Saat ini kita berada di hukum asli yang semakin berkurang. Laut tidak dapat menyerap dampak kita. Itu tidak bisa mengikuti kita. Kita perlu memberi lautan lebih banyak ruang sehingga dapat terus menyediakan bagi kita dan sisa kehidupan di planet ini."
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR