Di Indonesia terdapat berbagai jenis puding. Terdapat puding tradisional yang memakai kelapa, gula merah, santan dengan campuran daun suji dan daun pandan. Selain itu, ada juga puding buah-buahan yang segar seperti puding mangga, jeruk, hingga markisa.
Selain rasanya yang enak, puding memiliki berbagai manfaat. Bagi anak-anak memakan puding yang terbuat dari susu bisa mendapatkan kalsium, vitamin, mineral protein, serta serat yang baik untuk tubuh.
Namun, memakan puding manis juga harus diperhatikan takarannya. Berdasarkan jurnal Appetite terdapat sebuah studi dari Brazilia yang menemukan fakta bahwa bila sering menginginkan makanan manis menunjukkan tingkat depresi.
Studi ini diikuti oleh 57 perempuan dengan rata-rata usia 33 tahun. Mereka mengambil sebuah tes yang disebut Stress Symptoms Inventory Lipp in Adults (Inventaris Gejala-Gejala Stress Lipp Pada Orang Dewasa). Hasilnya mengejutkan, 31 perempuan dilaporkan sedang mengalami stres dan depresi, sedangkan 26 lainnya tidak.
Ternyata 77 persen dari perempuan yang dilaporkan stres dan depresi merasakan ingin memakan makanan manis. Fakta ini dipertegas dengan para perempuan mengalami stres dan depresi karena memiliki lingkar pinggang yang cukup lebar secara signifikan, dan juga level leptin (hormon yang terkait dengan nafsu makan) yang lebih tinggi.
Mengonsumi banyak gula atau glukosa juga tidak baik untuk tubuh. Hal ini dinyatakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2013 yang menjelaskan mengenai informasi kandungan gula, garam, dan lemak dalam olahan makanan. Menurut peraturan tersebut disarankan untuk membatasi asupan gula tambahan maksimal sebanyak 50 gram. Jumlah tersebut setara dengan 5-9 sendok teh gula setiap harinya.
“Asupan gula yang konsisten dan berlebihan mengganggu pola makan normal, menyebabkan makan berlebih dan menyebabkan obesitas. Kurangi resiko komplikasi dengan menikmati makanan dan minuman tambahan gula secukupnya serta pilih gula kompleks. Pilih roti, pasta, nasi, kentang, jagung, barley, dan oatmeal lebih sering daripada gula sederhana (seperti soda, permen, kukis, pastry, minuman manis, minuman berenergi, es krim, soft drink, dan gula meja).” Jelas Dr. Robert Lustig dari University of California, San Francisco.
Source | : | localhistories.org |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR