Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi yang dirilis oleh para peneliti dari University of Southern California (USC) mengklaim bahwa Twitter dapat membantu memprediksi di mana wabah-wabah COVID-19 berikutnya kemungkinan akan terjadi. Selain itu, penelitian terbaru ini juga telah mengembangkan alat yang dapat membantu para pejabat kesehatan dalam perencanaan menghadapi potensi wabah COVID-19 ke depan.
“Kami menunjukkan bahwa pandangan anti-sains selaras dengan ideologi politik, khususnya konservatisme,” ujar Kristina Lerman, penulis utama studi tersebut dan seorang profesor di Viterbi School of Engineering USC, seperti dilansir Times of San Diego.
"Meskipun itu belum tentu baru, kami menemukan ini sepenuhnya dari data media sosial yang memberikan petunjuk terperinci tentang di mana COVID-19 kemungkinan menyebar sehingga kita dapat mengambil tindakan pencegahan."
Menurut para peneliti, mereka menemukan bahwa pandangan "anti-sains" yang tinggi antara Januari dan April 2020 di berbagai negara bagian Amerika Serikat yang kemudian terkena dampak lonjakan COVID-19 yang dahsyat.
Source | : | Science Times,Times of San Diego |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR