Tetap saja, kebahagiaan sulit dijelaskan. Bekerja shift yang tidak pernah berhenti dan monoton menjadi sangat melelahkan, seperti yang dikeluhkan Dobrovolski dalam buku hariannya. Bagian instrumen yang panas memenuhi stasiun luar angkasa dengan asap, dan membebani serta menguji kemampuan para kosmonaut.
Beruntungnya, situasi kembali nyaman dengan perayaan ulang tahun Patsayev pertama di luar angkasa, dengan rekan kosmonaut yang mentraktir dengan makanan spesial seperti daging sapi muda, kue kering dan jus blackberry. Sayangnya, ini menjadi ulang tahun terakhir Patsayev.
Akhirnya setelah misi selesai, pada 19 Juni, Soyuz-11 lepas landas dari Salyut 1. Kemudian para kosmonaut menembakkan mesin kapal mereka untuk kembali ke Bumi. Volkov bersenda gurau dengan pengendali penerbangan untuk memastikan tersedianya cognac di lokasi pendaratan mereka.
Baca Juga: Astronot Apollo 11 yang Terlupakan, Michael Collins Wafat di Usia 90
Baca Juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Akan Mendapatkan Toilet Baru
Dua puluh sembilan menit sebelum mendarat, ketika masih berada di ketinggian 100 mil atau 160 kilometer, bahan peledak ditembakkan seperti yang direncanakan untuk memisahkan modul orbital dan instrument Soyuz-11. Kapsul lonceng menjadi satu-satunya pertahanan kosmonaut.
Lalu apa yang selanjutnya terjadi?
Setelah modul dilepaskan, tekanan oksigen di dalam kapsul Soyuz-11 turun drastis. Semua udara keluar dari Soyuz-11. Berdasarkan letak tubuh kosmonaut, penyidik menyimpulkan bahwa Dobrovolski dan Volkov melepaskan ikatan dari tempat duduk untuk mencari sumber kebocoran.
Otopsi yang dilakukan di Burdenko Military Hospital menemukan bahwa penyebab kematian para kosmonaut adalah adanya pendarahan pada pembuluh darah di otak, bawah kulit, telinga bagian dalam, dan rongga hidung. Hal tersebut terjadi akibat paparan kondisi vakum yang menyebabkan oksigen dan nitrogen dalam aliran darah mereka "mendidih" dan pecah.
Hanya dalam 50 detik, denyut nadi Patsayev turun drastis karena kekurangan oksigen. Dalam 110 detik, ketiga kosmonaut menghembuskan napas terakhirnya.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | astronomy.com,space news |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR