Lahan irigasi lebih berharga dan lebih menguntungkan daripada pertanian lahan kering. “Kita melakukan hal baik secara berlebihan,” kata Jay Garetson, petani generasi kelima di Sublette, Kansas yang bangga akan pekerjaannya. Putra sulungnya sedang kuliah teknik dirgantara di University of Kansas, karena misi ke Mars tampaknya lebih menarik daripada menjadi generasi keenam yang menggarap lahan keluarga. “Kami tahu kami menyedot akuifer Ogallala secara berlebih. Tetapi, kami semua begitu terkungkung dalam berbagai keputusan mirkoekonomi, sehingga tidak dapat berpikir pada tingkat yang lebih luas.”
Dalam perjalanan ke selatan, saya menemui rasa keniscayaan dan kepasrahan. Frasa “pengurasan terkelola” menjadi kosakata High Plains. Di mana pun saya singgah, saya bertanya kepada warga, apa yang akan terjadi dan tindakan apa yang perlu diambil soal itu. Banyak yang cemas bahwa air akan kering sebelum generasi berikutnya, tetapi mereka tidak punya solusi yang tak akan menyebabkan kerugian finansial—atau lebih buruk lagi, kebangkrutan. Ada pula yang berkata, biar sumurnya saja yang memutuskan. Sebagian petani “menganggap air itu milik mereka,” kata seorang manajer air, “dan mereka semestinya boleh menambangnya seperti batu bara sampai habis.” Area penggemukan sapi, yang berlaba besar, akan mampu bertahan. Tetapi jagung akan pindah ke negara bagian yang bercurah hujan lebih tinggi. Teknologilah yang memberi harapan. Para petani menunjukkan aplikasi iPhone yang melacak penggunaan air dengan begitu teliti, sehingga mereka mengatur penyiraman tanaman hingga seperempat sentimeter air.
“Konsekuensinya pasti dahsyat di masa depan. Apakah pengurasan akuifer Ogallala tindakan yang bijak bagi produksi makanan di AS dan di dunia?”—Jay Famiglietti, ilmuwan senior NASA
Sebagai perlindungan terhadap penurunan penghasilan ketika sumur mengering, para petani semakin memanfaatkan satu-satunya sumber daya High Plains yang benar-benar terbarukan: angin. Di seluruh High Plains, saya melewati sabuk-sabuk lebar turbin angin yang baru didirikan. Di luar Friona, Texas, Wesley Barnett menyewakan hak angin kepada perusahaan listrik. Tarifnya sekitar 133 juta rupiah per tahun per turbin. “Toh kami sudah tak bisa lagi mengairi lahan. Bagi sebagian orang, angin menjadi jalan keluar,” katanya.
Beberapa bagian akuifer Ogallala dapat bertahan seabad lagi atau lebih. Tetapi, jantung akuifer itulah yang paling berisiko akan kering. Daerah bermasalah ini merentang di selebar wilayah Panhandle di Texas, membentang ke utara 725 kilometer, dari Lubbock ke perbatasan negara bagian Kansas-Nebraska. Di sana, transisi ke era baru penyusutan permanen sedang berlangsung.
Ilmuwan meramalkan, penurunan akuifer akan dibarengi oleh peningkatan dampak per-ubahan iklim, sehingga hari panas akan lebih banyak, serta kekeringan akan lebih panjang dan lebih sering. Sekarang saja, suhu malam di area penggemukan di Kansas barat daya sudah lebih panas dari rata-rata, sehingga sapi pun minum air lebih banyak dibandingkan pada tahun-tahun yang lebih dingin. Dengan semakin banyak petani yang kembali ke pertanian lahan kering, perusahaan pertanian besar kemungkinan akan melahap pertanian keluarga yang kecil, karena pertanian kering, dengan hasil lebih rendah, memerlukan lahan lebih luas agar menguntungkan. Irigasi akan lenyap dari sebagian besar tempat, jadi semakin banyak kota kecil yang akan ditelantarkan. Banyak kota di seluruh High Plains sudah di ambang kepunahan.
Bagi negara yang sedang meluas pada 1800-an, High Plains tidak terlalu menjanjikan. Cuacanya—badai salju, angin puting beliung, dan gelombang panas—bisa jadi mematikan. Saat hujan, biasanya turun sekaligus, memicu banjir bandang. Pada 1820 wilayah yang menjadi Nebraska, Kansas, dan Oklahoma dijuluki sebagai Great American Desert di peta. Orang tetap berdatangan ke wilayah ini, tergoda oleh tanah murah. Lalu, terjadilah era pembajakan itu, para petani mengubah padang rumput menjadi ladang gandum dan meyakini teori keliru bahwa hujan pasti turun setelah tanah dibajak.
Salah satu salah kaprah tentang Dust Bowl adalah bahwa peristiwa itu dapat dicegah andai para petani tahu ada air melimpah di bawah tanah. Mereka sudah tahu. Sebagian besar pertanian memiliki sumur dangkal dengan pompa yang digerakkan kincir angin. Namun, dulu warga High Plains tidak mampu mengebor dalam-dalam dan tidak punya mesin yang cukup kuat untuk menyedot air ke permukaan dalam volume yang diperlukan untuk mengairi lahan yang lebih luas daripada sekadar pertanian keluarga. Setelah listrik masuk desa dan tersedia pompa sentrifugal berdaya diesel, dimulailah pemompaan berskala besar pada 1950-an. Setelah itu, alat siram putar diciptakan dan merombak pertanian. Luas tanah yang diairi di High Plains meningkat dari 850.000 hektare pada 1949 menjadi 6,2 juta hektare pada 2005. Perubahan ini mewarnai tanah kering menjadi ribuan lingkaran tanaman hijau subur yang terlihat dari luar angkasa.
Air Ogallala menjadikan Kansas salah satu produsen gandum terbesar. Jagung menjadi raja dengan adanya produksi etanol dan konsolidasi area penggemukan sapi di Kansas dan Texas.Perusahaan susu dan pabrik pengolahan babi berskala besar pindah ke Kansas, Oklahoma, dan Texas. Pabrik keju mengikuti perusahaan susu. Salah satu pabrik keju terbesar di Amerika Utara terletak di luar Clovis, New Mexico, di tepi barat akuifer. Saat saya berkunjung, pabrik itu sedang menjalani perluasan 1,8 triliun rupiah untuk menjadi pabrik terbesar di dunia.
“Wajar saja jika orang berpendapat bahwa pembangunan di sini terlalu banyak,” kata Nate Jenkins, asisten manajer di Upper Republican Natural Resources District di Imperial, Nebraska. “Semuanya dibangun secara legal, dan sulit dihentikan. Kita tidak bisa memundurkan waktu.”
Makanan sapi dan etanol, yang dibuat dari jagung, sering dipersalahkan dan dianggap terlalu rakus air sehingga membahayakan akuifer Ogallala.
Makanan sapi dan etanol, yang dibuat dari jagung, sering dipersalahkan dan dianggap terlalu rakus air sehingga membahayakan akuifer Ogallala. Namun, William Ashworth, penulis Ogallala Blue, buku sejarah tentang akuifer itu, berpendapat bahwa penggunaan akuifer Ogallala secara berlebih tidak dapat dipersalahkan pada perusahaan susu, atau kapas, atau jagung: “Ini salah perusahaan susu dan kapas dan jagung. Dan alfalfa dan milet dan sapi dan alat siram halaman dan semua penggunaan lain yang mengambil sebagian dari persediaan Ogallala yang besar namun terbatas. Kalau sendiri-sendiri, semestinya airnya cukup untuk siapa pun. Kalau bersama-sama, semua akan kehabisan air, dan setiap pihak ingin persediaan air pihak lain yang lebih dulu habis.”
Semua benua di bumi memiliki akuifer, beberapa di antaranya lebih besar daripada akuifer Ogallala. Pada awal abad ke-21, sepertiga dunia sudah bergantung pada akuifer untuk air minum dan pertanian. Di Tiongkok, yang dirundung kekeringan, akuifer Dataran Tiongkok Utara menopang kehidupan 117 juta jiwa di Beijing dan wilayah sekitar. Akuifer serupa di Basin Brahmaputra Gangga dan Cekungan Indus turut mendorong terjadinya ledakan populasi yang akan menyebabkan India melampaui Tiongkok sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia sebelum 2022.
Kisah ini hampir sama di mana-mana. Semua akuifer ini dan lainnya di beberapa wilayah dunia yang paling produktif dan berpenduduk padat kini disedot dengan sangat cepat. Satelit NASA, yang memantau perubahan tarikan gravitasi bumi, menemukan bahwa 21 dari 37 akuifer terbesar di dunia sudah bukan lagi sumber daya yang terbarukan. Kekeringan panjang California menyebabkan tinggi air di sebagian besar akuifer Central Valley turun ke titik terendah dalam sejarah. India kini memakai air tanah lebih banyak daripada negara lain, dan lebih cepat.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR