Kanker payudara dapat dicegah dengan pola makan yang benar
Jumat, 3 Desember 2010 | 17:53 WIB
Para peneliti dalam Konferensi Kanker Payudara mengungkapkan bahwa salah satu upaya efektif pencegahan kanker payudara pada wanita adalah dengan pola makan yang baik, secara khusus dengan makan lebih sedikit. Implikasinya, aktivitas fisik pun harus dikurangi.
Sepanjang tahun 1980-an dan 1990-an, kasus kanker payudara meningkatnya seiring dengan kenaikan penderita obesitas dan penggunaan terapi penggantian hormon. Sekitar satu dari delapan wanita berpotensi terkena kanker payudara. Wanita gemuk hingga 60 persen lebih beresiko terkena kanker dibandingkan wanita dengan berat badan normal, seperti pernah dikemukakan sejumlah peneliti Inggris pada 2006 lalu.
Pengobatan yang tepat, diagnosis dini, dan pemindaian mammogram juga dianjurkan. Namun menurut para ahli, fokus bergeser ke perubahan perilaku seperti diet dan aktivitas fisik. Lagipula serangkaian temuan menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup seperti merokok, makan, olahraga, dan paparan sinar matahari dapat memiliki efek pada semua jenis kanker.
"Apa yang dapat dicapai dengan pemindaian sudah dicapai. Kita tidak bisa berbuat banyak lagi," kata seorang peneliti dari University of Milan, Carlo La Vecchia kepada The Associated Press. "Maka sudah saatnya bergerak ke hal-hal lain."
Michelle Holmes, seorang ahli kanker di Harvard University, juga berpendapat serupa. Menurutnya, orang salah kaprah dengan berpikir bahwa kanker ada pada gen, bukan tergantung gaya hidup mereka."Gen-gen ini telah ada selama ribuan tahun, tetapi jika tingkat kanker berubah-ubah seumur hidup, tidak banyak kaitannya dengan gen," terangnya lugas.
Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Di Eropa, ada sekitar 421,000 kasus baru dan hampir 90,000 kematian pada tahun 2008, yang merupakan data terbaru yang ada. Di Amerika tahun lalu lebih dari 190,000 kasus baru dan 40.000 kematian.
Banyak kanker payudara yang dipicu oleh estrogen, suatu hormon yang dihasilkan di jaringan lemak. Jadi para ahli menduga bahwa seorang wanita gemuk, semakin tinggi produksi estrogennya, makin memicu munculnya kanker payudara. Bahkan pada wanita ramping, olahraga dapat membantu mengurangi resiko kanker dengan mengkonversi lebih banyak lemak tubuh ke otot.
Namun, pembahasan korelasi tentang berat badan dan kanker payudara selalu dimasukkan ke ranah sensitif. Sebagian orang salah menanggapi dan mengira para ahli medis menyalahkan korban karena mengidap kanker payudara. Korban itu sendiri juga bisa merasa bersalah, bertanya-tanya berapa banyak bobot dalam sel kanker mereka sendiri.
Padahal Tara Beaumont, seorang perawat klinis spesialis di Breast Cancer Care, sebuah badan amal Inggris, mengatakan selalu sangat berhati-hati mengeluarkan saran gaya hidup seperti itu. Dia mencatat tiga faktor risiko utama terkena kanker payudara yakni jenis kelamin, usia, dan sejarah keluarga, yang jelas di luar kendali siapa pun.
Namun Karen Benn, juru bicara Europa Donna, seorang yang fokus pada pengobatan kelompok pasien kanker payudara, mengatakan mustahil untuk mengabaikan hubungan kuat antara gaya hidup dan kanker payudara. "Jika kita tahu ada pilihan yang lebih sehat, kita tidak bisa merekomendasikan mereka bukan hanya karena orang mungkin salah menafsirkan nasihat dan merasa bersalah," kata Benn.
Faktor gaya hidup lain seperti merokok dan menghabiskan waktu di bawah sinar matahari telah lama terlibat dalam kanker paru-paru dan melanoma.
Angka-angka statistik yang dikutip dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker menyatakan 25 hingga 30 persen dari kasus kanker payudara dapat dihindari jika perempuan lebih kurus.
Rekomendasi untuk tetap langsing hanya berlaku untuk kanker payudara pada perempuan pasca-menopause, karena tidak ada cukup bukti untuk mengetahui apakah ini berlaku untuk perempuan yang lebih muda.
Mengurangi konsumsi alkohol juga cukup menolong. Perkiraan para ahli, bila meminum lebih dari dua gelas sehari dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker payudara oleh empat sampai 10 persen. Pengurangan asupan dengan mengkonsumsi lebih sedikit lemak dan lebih banyak sayuran akan menurunkan kemungkinan kanker payudara.
Sumber: AP
REKOMENDASI HARI INI
Shotel, Pedang Lengkung Bermata Dua yang Penting bagi Sejarah Afrika
KOMENTAR