Brent Constantz, seorang ahli biologi, berhasil merintis cara kerja memproduksi semen yang bersifat relatif lebih ramah lingkungan.
Berangkat dari ihwal sederhana, yaitu ketakjubannya semasa masih sebagai siswa biologi kelautan, Brent menemukan batu karang, dengan sederhana, dapat menyulap massa dirinya dengan menggabungkan unsur kalsium dan senyawa bikarbonat, yang terdapat di air laut, menjadi kristal kalsium karbonat.
Pada 2007, Brent Constantz memulai penelitiannya pada batu gamping alias batu kapur, yang menjadi bahan baku semen. Persis batu karang, batu gamping pun mengkristal di dalam air.
Constantz menyadari bahwa kemiripan tersebut membuat pabrik-pabrik semen dapat mengemulsi, mengadopsi cara kerja batu karang pada batu gamping. Artinya, semen bisa dimunculkan dari pemadatan senyawa-senyawa itu. Kemudian dengan tambahan pasir dan kerikil, dihasilkanlah semen yang murah serta bertahan lama.
Apalagi telah terbukti, sekurangnya dalam kurun waktu 600 juta tahun, biota laut senantiasa memerangkap karbon di dalam tubuh mereka. Sehingga tumpukan karbon itu idealnya dapat membentuk batu gamping.
Menurut laporan Departemen Energi Amerika Serikat, produksi semen telah menyumbang emisi karbondioksida dalam jumlah besar, sebab dilakukan dengan pemanasan batu gamping hingga suhu 2600 derajat Fahrenheit.
Sumber: Popular Science
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR