2011, Planetarium tayangkan film 3D tentang astronomi
Kamis, 30 Desember 2010 | 13:50 WIB
Planetarium Jakarta berencana menyediakan pertunjukan film tiga demensi bertema astronomi pada tahun depan. Film 3D tersebut akan menggantikan pertunjukan citra ganda yang kurang diminati masyarakat.
"Citra ganda hanya tampilan statis yang diberi narasi. Sudah kita hentikan sejak lama untuk menanggapi aspirasi masyarakat yang menganggap tampilan itu kurang menarik," ungkap Kepala Seksi Teknik Planetarium Jakarta Ameer Fatwa ketika ditemui Kompas.com di Planetarium, Jalan Cikini Raya, Senin (27/12).
Rencana pembuatan film 3D tersebut, kata Ameer, tinggal menunggu persetujuan DPRD DKI Jakarta. Jika disetujui, pengunjung Planetarium Jakarta dapat menyaksikan dua jenis pertunjukan, yakni pertunjukan teater bintang dan film 3D. Pertunjukan teater bintang sudah digelar sejak Planetarium dibuka pertama kali pada 1969.
Pengunjung teater bintang dapat merasakan bertualang ke Galaksi Bimasakti dalam ruangan teater simulasi. Ameer mengatakan, pertunjukan yang digelar oleh Planetarium bertujuan untuk memperkenalkan tata surya kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Karena itulah, pertunjukan teater bintang yang disajikan selama ini terkesan membosankan bagi orang dewasa.
"Kita tayangkan tetap tayangkan untuk konsumsi anak-anak. Kita batasi sampai tata surya karena mereka lebih mengenal tata surya," papar Ameer. Selain itu, lanjut Ameer, mesin yang dimiliki Planetarium untuk mengoperasikan teater semacam teater bintang masih terbatas dalam segi jumlah dan kemampuan. "Mesin memang masih dalam renovasi," imbuhnya.
Meskipun demikian, Ameer mengatakan bahwa animo masyarakat terhadap Planetarium Jakarta masih cukup besar, terutama bagi masyarakat yang tinggal di luar Jakarta. Pengunjung Planetarium sebagian besar adalah rombongan pelajar SLTP atau SLTA. "Pada waktu liburan sekolah seperti sekarang ini, jumlah pengunjung dapat meningkat dua kali lipat," kata Ameer. (Icha Rastika)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Aliran Listrik dari Panas Bumi Menghidupkan Kampung Adat Cako hingga Mano
KOMENTAR