Pada 1550, orang Taino hampir punah. Banyak dari mereka yang menyerah pada penyakit yang dibawa oleh orang Spanyol. Namun, pengaruh tradisi dan kebudayaan Taino bertahan. Hari ini semangat mereka yang diturunkan dari generasi ke generasi muncul dalam kepercayaan, agama, bahasa, dan musik budaya Karibia.
Kombinasi penyakit, pembunuhan massal dan perbudakan memang telah membunuh sekitar tiga juta orang dalam generasi-generasi awal saat kedatangan Colombus. Namun demikian, studi terbaru menunjukkan bahwa genosida tidak menyebabkan kepunahan seperti yang selama ini diperkirakan.
Para peneliti menggunakan gigi seorang wanita yang ditemukan di sebuah gua di pulau Eleuthera di Bahama untuk mengurutkan genom manusia purba lengkap pertama dari Karibia. Wanita itu hidup di beberapa titik kemungkinan antara abad ke-8 dan ke-10, setidaknya 500 tahun sebelum Columbus mendarat di Bahama.
Baca Juga: Monumen Colombus, Kenangan Untuk Sang Penjelajah yang Kesasar
Baca Juga: Kisah Nyata Kehidupan Pocahontas yang Tak Diungkap Film Animasi Disney
Hasilnya memberikan wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang susunan genetik Taíno. Temuan ini termasuk bukti pertama yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa tingkat kesinambungan antara masyarakat adat Karibia dan komunitas kontemporer yang tinggal di wilayah tersebut saat ini.
Peneliti membandingkan genom Bahama kuno dengan orang-orang Puerto Rico kontemporer, kemudian mereka menemukan bahwa genom Bahama kuno lebih erat kaitannya dengan Taino kuno daripada kelompok asli lainnya di Amerika. Namun demikian, para peneliti berpendapat bahwa karakteristik ini tidak mungkin eksklusif untuk Puerto Rico saja. Mereka juga yakin bahwa penelitian di masa depan akan mengungkapkan warisan genetik serupa di komunitas Karibia lainnya.
Temuan ini dipublikasikan pada 2018 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul Origins and genetic legacies of the Caribbean Taino.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR