Sebuah studi bantu tentukan kebijakan pengurangan emisi
Kamis, 27 Januari 2011 | 10:24 WIB
Sebuah studi menyebutkan bahwa seluruh kota tidak bisa diberi cap tingkat emisi tertentu, ada perbedaan emisi antarbagian kota. Hal ini harusnya dipahami untuk menerapkan kebijakan yang tepat.
Di dalam satu kota saja, ada perbedaan emisi antara satu daerah dengan daerah lain. Di Toronto, Kanada, di daerah dalam kota dengan kualitas transportasi umum yang baik, emisi yang dihasilkan per orang hanya 1,3 ton karbon dioksida per tahun. Bandingkan dengan di daerah pinggiran rata-rata menghasilkan 13 ton per tahun.
"Pemerintah harus paham benar sumber emisi kalau ingin menciptakan solusi yang tepat," kata pemimpin studi Daniel Hoomweg yang juga pimpinan spesialis urban dari Cities and Climate Change, World Bank. Hoomwegg dan timnya meneliti 100 kota di 33 negara dan melaporkan hasil studinya dalah jurnal Environment and Urbanization yang diterbitkan Sage Publications dan International Institute for Environment.
Hoomweg dan timnya menunjukkan kalau emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh 1 orang terentang antara 15-30 ton per tahun di negara industri. Di negara-negara Asia bagian selatan, 1 orang menghasilkan rata-rata setengah ton per tahun.
Para pengambil keputusan juga disarankan melihat perbedaan emisi gas dari kota-kota lain agar memperoleh pandangan baru dalam mengurangi perubahan iklim. Demikian saran yang tertera dalam jurnal.
Laporan studi juga menunjukkan kalau emisi gas dapat dipandang dari dua sisi, konsumsi dan produksi. Kota yang makmur dengan penduduknya yang banyak mengonsumsi energi bisa memiliki produksi emisi yang sedikit. Akan tetapi, bila dipandang dari sisi konsumsi, emisi mereka tinggi. Sementara itu, "Shanghai memproduksi emisi yang tinggi, tapi dari sisi konsumsi, emisinya rendah," jelas Hoomweg.
"Hasil studi ini mengingkatkan kita kalau kota-kota terkaya dan penduduknya yang menyebabkan emisi gas, bukan kotanya secara umum," kata Dr David Satterhwaite, editor Environment and Urbanization. "Sebagian besar kota di Afrika, Asia, dan Amerika Latin punya emisi yang rendah per orang. Tantangan buat mereka adalah tetap mempertahankan emisi rendah seiring pertumbuhan kesejahteraan," tambah Satterthwaite.
REKOMENDASI HARI INI
Kenapa Kalender Gregorian Lebih Sering Dipakai di Seluruh Dunia?
KOMENTAR