Nationalgeographic.co.id – Membicarakan sebuah kota tidak lengkap tanpa membahas lanskap yang menjadi ikonnya. Misalnya saja, ketika berbicara soal Kota Jakarta, Monumen Nasional (Monas) dan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) akan ikut dibahas.
Selain itu, Kota Jakarta pun memiliki beragam lanskap kota lainnya, seperti tugu-tugu yang dibangun di beberapa sudut kota. Salah satu contohnya, Monumen Selamat Datang atau lebih dikenal dengan sebutan Tugu Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang dibangun untuk menyambut kedatangan kontingen mancanegara untuk mengikuti ajang Asian Games VI 1962 di Jakarta.
Sebagai informasi, tugu tersebut dibuat menghadap ke arah Pelabuhan Sunda Kelapa yang jadi tempat kedatangan kontingen olahraga dari negara-negara sahabat.
Semenjak ditetapkan sebagai ibu kota pada 1961, lanskap Kota Jakarta terus berkembang. Hingga kini, lanskap-lanskap kota yang baru pun terus bermunculan.
Menapaki usia yang nyaris mencapai 500 tahun, Kota Jakarta memiliki sebuah lanskap kota baru. Sebuah megastruktur berupa stadion berkelas internasional, Jakarta International Stadium (JIS) sudah mencapai tahap penyelesaian pembangunan.
Baca Juga: Kapal dan Kuburan Kuno Ditemukan di Kota Bawah Laut di Mesir
Stadion yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara tersebut telah mencapai tahap heavy lifting atap pada Kamis (17/6/2021).
Pembangunan stadion tersebut melibatkan PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Jakpro sebagai project owner dan kerja sama operasi (KSO) dengan beberapa perusahaan kontruksi, yaitu PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE), PT Jaya Konstruksi (JAKON), dan PT Pembangunan Perumahan (PP).
Dibuat dengan konsep buka tutup (retractable roof). Rangka atap juga akan dilengkapi dengan fitur sky viewing deck. Pengunjung stadion bisa menikmati pemandangan lapangan dari sisi atas dan mengelilingi lingkaran atap stadion.
Nantinya, di deck tersebut akan ada jogging track. Pengunjung bisa memanfaatkannya untuk berolahraga sambil menikmati indahnya pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian 80 meter. Oleh sebab itu, konstruksi atap JIS semata, terbilang cukup rumit.
Manager Konstruksi JIS M Rizki Fauzi Sentosa mengatakan, konstruksi pada atap JIS menggunakan baja seamless atau tanpa sambungan dengan berat total mencapai 3.900 ton.
Baca Juga: Tidak Seperti di Eropa, Mengapa Kelinci Benua Amerika Tidak Dijinakan?
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR