Satelit antariksa NASA seberat nyaris enam ton jatuh di perairan Pasifik.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dengan mengutip keterangan dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, memastikan bangkai satelit dengan nomor katalog 21701, Upper Atmosphere Research Satellite (UARS), telah menghantam Bumi dari ketinggian 122 kilometer pada sekitar Sabtu (24/9) pagi waktu setempat.
Lokasi jatuh UARS di Samudera Pasifik tadinya diperkirakan akan jatuh di area lepas pantai California. Nyatanya, satelit tersebut jatuh di wilayah Kanada. Puing-puing pecahan UARS diestimasi berada pada bentangan 800 kilometer.
UARS bahkan dilaporkan terakhir sempat melintasi wilayah Indonesia pada Jumat (23/9) pukul 03.01 sampai dengan pukul 16.53 WIB.
Merupakan satelit terbesar NASA yang jatuh ke Bumi, setelah jatuhnya satelit Skylab seberat 85 ton di Australia Barat tahun 1979, UARS diluncurkan 12 September 1991 lalu untuk tujuan penelitian, yakni mengukur lapisan ozon dan kondisi atmosferik lain. Pada 2005 lalu satelit dinonaktifkan. Sisa bahan bakar terakhirnya digunakan untuk mengubah orbitnya sehingga mempercepat kembalinya satelit ini ke Bumi.
Sebelumnya (pada 10 September 2011) diberitakan NASA memberikan peringatan bahwa satelit UARS akan jatuh ke Bumi dalam waktu enam minggu, tapi saat itu mereka belum bisa memprediksi tanggal yang tepat.
(Sumber: NASA, Daily Mail, Kompas.com)
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR