Salah satu penerima Nobel Kesehatan 2011 asal Kanada, Ralph Steinman, meninggal dunia pada hari Jumat (30/9) lalu, hanya selang beberapa hari sebelum pengumuman anugerah Nobel.
Tiga ilmuwan diumumkan meraih Nobel bidang kesehatan pada Selasa (4/10). Penelitian ketiganya tersebut dianggap berhasil mengungkap fakta baru mengenai sistem kekebalan tubuh manusia hingga dapat membuka kemungkinan baru bagi vaksin dan pengobatan kanker.
Selain Steinman, dua pemenang lain ialah Bruce Beutler dari Amerika dan Jules Hoffmann dari Prancis. Mereka berhak atas sejumlah uang yang nilainya 10 juta krona (sekitar Rp13,32 miliar).
Ralph Steinman tercatat menemukan sel dendritik, yakni sel yang menjadi kunci pemahaman akan sistem pertahanan tubuh manusia tahap lanjutan tahun 1970-an.
Maka penelitiannya ini, disandingkan penelitian Beutler dan Hoffmann yang menemukan kalau protein reseptor bertindak sebagai garis pertama pertahanan dengan mengenali bakteri dan mikroorganisme lain, bisa menjadi dasar bagi pengembangan terapi vaksin yang mampu menstimulasi sistem imun untuk bertahan dari penyakit.
Lars Klareskog, pimpinan majelis yang memberikan Hadiah Nobel, mengatakan bahwa penemuan ini sangat penting karena kini terjadi peningkatan resistensi terhadap antibiotik.
Komite Nobel nampaknya masih belum memutuskan apa dampak kematian Ralph Steinman pada keputusan tahun ini. Sejak tahun 1974 berlaku ketentuan, Hadiah Nobel hanya bisa diberikan pada orang yang masih hidup.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR