Indonesia membutuhkan lebih dari 40 pusat khusus untuk mencetak lulusan
dokter yang berkualitas. Harapannya, kualitas para dokter di Indonesia akan
tercapai seperti diamanatkan dalam undang-undang.
Demikian ditegaskan oleh Koordinator Skills Lab. dari Fakultas Kedokteran
UGM, dr. Bambang Djarwoto, Kamis (27/10), seusai pengukuhan FK UGM sebagai
salah satu pusat uji coba Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
Nasional. OSCE UGM tersebut diresmikan setelah bersaing dengan 59 fakultas kedokteran seluruh Indonesia.
OSCE, kata Bambang lebih lanjut, merupakan bagian dari sistem assessment. Tujuannya
adalah menilai kompetensi dan ketrampilan klinis mahasiswa kedokteraan
secara objektif dan terstruktur.
"Pada 2013 mendatang, OSCE Nasional akan mulai diterapkan sebagai salah
satu syarat menjadi dokter setelah dirinya dinyatakan lulus ujian pada
OSCE," tambahnya.
Keunggulan OSCE sendiri terletak pada validitas, reliabilitas, serta penempatan klinik yang nyata. Selain itu,berbagai ketrampilan
klinis kompetensi dokter dapat diujikan dalam waktu yang relatif singkat
dan setting kompetensi standart dapat diterapkan secara objektif. Dengan OSCE ini pula, pengamatan langsung pada tiap mahasiswa
lebih terstruktur, terencana, dan visible.
Selain FK UGM, universitas lain yang ditunjukkan sebagai OSCE Nasional
adalah Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Andalas Padang,
Universitas Indonesia, Universitas Yarsi, Universitas Maranata,
Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya,
Universitas Airlangga, Universitas Hasanudin, dan Universitas Udayana. Pusat-pusat ini akan mewakili tiap area yang telah ditunjuk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR