Pemerintah Bangladesh menyebutkan, tiga kawasan hutan mangrove di bagian selatan negeri itu akan didedikasikan sebagai penangkaran untuk melindungi lumba-lumba air tawar, yang merupakan salah satu spesies hewan terancam punah.
Departemen kehutanan negara mengambil keputusan tersebut setelah mengetahui bahwa tiga area hutan mangrove yang memanjang antara Bangladesh hingga India, merupakan rumah bagi sejumlah besar populasi lumba-lumba Sungai Irrawaddy dan Gangga.
"Kami memutuskan untuk menjadikan kawasan Dhangmari, Chandpai, dan Dudhmukhi di sebelah timur Sundarbans sebagai suaka para lumba-lumba," papar Tapan Kumar Dey, Senior Wildlife Conservation Official, departemen kehutanan Bangladesh. Ketiga aliran sungai dan kawasan sekitarnya, kata Tapan, merupakan rumah bagi ratusan lumba-lumba Sungai Irrawaddy dan Gangga. "Nelayan dilarang keras menangkap ikan di kawasan tersebut," ucapnya.
Sebelumnya, puluhan ribu nelayan menangkap ikan dan udang di ketiga bagian sungai tersebut. Meski lumba-lumba bukanlah incaran, namun lusinan hewan-hewan yang malang ini seringkali ikut terjerat dalam jaring ikan dan mati tiap tahunnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Bangladesh Cetacean Diversity Project (BCDP) menyatakan, ada sekitar 6 ribu ekor lumba-lumba Irrawaddy tinggal di pesisir selatan Bangladesh, termasuk di Sundarbans. Pada kawasan lain di mana lumba-lumba tersebut ditemukan, seperti delta sungai Mekong di Asia Tenggara, populasinya diperkirakan hanya tinggal kurang dari 100 ekor. (AFP, UPI)
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR