Dalam pernikahan adat Sumba, salah satu proses yang harus dilewati adalah perundingan antara dua belah keluarga. Pihak keluarga besar pria akan berkumpul di kediaman Pria, dan berbondong-bondong berjalan mendatangi rumah keluarga wanita.
Pihak keluarga wanita akan menyambut semua rombongan. Tamu yang datang akan disuguhi minuman dan sirih pinang. Tetua-tetua dari pihak keluarga pria akan menempati tempat yang khusus disediakan untuk perundingan. Mereka akan duduk bersila dan berjejer ke samping.
Saat itu, mempelai pria dan wanita tidak diperbolehkan bertemu, begitu juga semua anggota keluarga wanita.
Setelah persiapan rampung, tetua dari keluarga wanita akan mendatangi arena perundingan dan mulai berunding. Perundingan akan berlangsung semalam penuh, dan biasanya selesai pada esoknya, sekitar pukul lima pagi. Namun pada intinya, bila perundingan belum mencapai kata sepakat, maka kedua belah pihak akan terus berunding.
Perihal yang dijadikan perundingan biasanya berkisar mengenai kisah kedua keluarga, dan juga hewan ternak yang menjadi persembahan bagi keluarga wanita. Bila hewan ternak yang dijadikan persembahan dirasa kurang layak atau kurang banyak, pihak keluarga akan menjadikan itu utang. Proses perundingan ini menyimbolkan bagaimana harga diri kedua belah pihak keluarga calon mempelai, dan juga hubungan harmonis antara keluarga di dalam tatanan masyarakat Sumba.
KOMENTAR