Sekitar 5,7 juta ekor kelelawar dari 16 negara bagian di Amerika Serikat dan Kanada mati karena sindrom penyakit hidung putih (White-nose syndrome). Penyakit yang membuat hidung kelelawar ini berubah warna menjadi putih ditemukan sejak tahun 2006 di kota New York, AS.
Sindrom ini membuat kelelawar yang terjangkit berperilaku aneh seperti terbang di siang hari. "Sindrom hidung putih menyebar dengan cepat ke beberapa populasi kelelawar di Amerika utara dan menyebabkan kematian cukup besar di beberapa koloni berbeda," kata koordinator pencegahan sindrom hidung putih AS, Dr Jeremy Coleman, Selasa (17/1).
Untuk mencegah penyakit ini berkembang, pihak US Fish and Wildlife Service sudah menutup gua dan tambang tempat mereka tinggal.
Pencegahan wajib dilakukan pihak AS karena kelelawar dianggap bernilai bagi ekonomi negara itu sebagai pengontrol hama alami. Selain itu, kelelawar juga mampu mencegah penyebaran penyakit karena memakan serangga yang berbahaya untuk manusia. (Sumber: BBC)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR