Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan keanekaragaman hayati. Sekitar 47 ekosistem alami sudah teridentifikasi yang memberikan habitat bagi lebih dari 28.000 spesies tanaman, 350.000 spesies hewan, dan banyak lagi spesies mikroorganisme. Kekayaan yang sangat besar tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara megadiversity, demikian ujar Rosichon Ubaidillah, peneliti dari Puslit Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Namun, kemampuan riset untuk menggali informasi tersebut masih terbatas," katanya dalam forum European Science Journalists Visit to Indonesia sebagai bagian ASEAN-European Union Year of Science, Technology and Innovation 2012, yang diadakan di kantor Kementerian Negara Riset Teknologi, Jakarta, pada Rabu (29/2).
Rosichon mencontohkan untuk fauna misalnya, ada 40 persen biodiversitas atau keanekaragaman hayati fauna Indonesia yang belum teridentifikasi. Sehingga menyulitkan untuk mengetahui potensi yang bisa diberikan untuk kemaslahatan masyarakat.
"Beberapa malah sudah terlanjur punah karena kerusakan lingkungan," tambah Rosichon di hadapan sejumlah jurnalis sains dari Prancis, Turki, Jerman, Inggris, Polandia, Austria, Hungaria serta Belanda yang mengikuti kunjungan tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan amat penting dalam mengatasi dinamika global seperti deforestrasi, ketahanan pangan, dan biodiversitas di kawasan regional Asia Tenggara.
Tujuan dari rangkaian kunjungan jurnalis Eropa ini ke negara-negara ASEAN terutama agar mampu mengubah persepsi Asia Tenggara di Eropa. Diharapkan pula dapat meningkatkan minat dari Uni Eropa untuk menjalin kerja sama secara khusus di bidang iptek dan inovasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR