Perpindahan masyarakat dari desa ke kota atau disebut urbanisasi tidak melulu menghasilkan kehidupan yang lebih baik. Hasil penelitian oleh International Institute for Environment and Development (IIED) dan United Nations Population Fund (UNFPA) menunjukkan jika urbanisasi memang menawarkan pekerjaan dan kemandirian lebih pada perempuan. Namun, perempuan belum menikmati distribusi penghasilan atau pun beberapa keuntungan lain dalam rumah tangga.
Keuntungan yang dimaksud antara lain hak pribadi, perwakilan politik, dan kemampuan mengamankan aset. Sebagai contoh, perempuan urban yang hidup di bawah garis kemiskinan sering kali mendapat pekerjaan dengan gaji lebih rendah dan tidak memiliki perlindungan hukum atau kesehatan. Sedangkan kaum pria lebih berkuasa karena menjadi pengambil keputusan dan sedikit sekali membantu pekerjaan rumah tangga. Ini membuat kaum perempuan 'menderita' dua kali lebih banyak karena harus bekerja dan mengurus rumah.
Menurut Direktur Eksekutif UNFPA, Babatunde Osotimehin, hasil penelitian ini menimbulkan kesadaran betapa pentingnya mengurangi kemiskinan dan kesetaraan gender. "Menanggapi masalah peningkatan urbanisasi yang terjadi di banyak negara, mengharuskan pemberdayaan perempuan dan kaum muda serta meningkatkan akses mereka terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan," kata Osotimehin dalam rilis IIED, Kamis (8/3).
Salah satu cara untuk penyetaraan tugas rumah tangga dan mengurangi kekerasan pada perempuan, kata Osotimehin lagi, dibutuhkan perubahan bentuk hubungan dalam keluarga. Termasuk berbagi pekerjaan rumah tangga. Upaya ini sangat diperlukan untuk membuat kemajuan menuju pembangunan berkelanjutan.
Ditambahkan oleh peneliti IIED, Cecilia Tacoli, jika kemiskinan memilik aspek lain di luar minimnya pendapatan. "Kemiskinan punya aspek lain yang mempengaruhi laki-laki dan perempuan, tua dan muda, dalam cara yang berbeda," kata Tacoli. Aspek tersebut kadang tidak terlihat, namun sangat terasa dalam kehidupan sehari. Dicontohkan oleh Tacoli, aspek tersebut seperti pembagian waktu senggang yang tidak sama dan rentannya perempuan terhadap kekerasan.
"Perkembangan kota memang tidak bisa dihindari, tapi kemiskinan bisa. Para pembuat keputusan harus bisa melihat hal lain di luar kekayaan materi agar bisa mencegah ketidaksetaraan gender dan menggunakan potensi urbanisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Direktur IIED, Camilla Toulmin.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR