Hasil analisa terbaru dari Met Office dan University of East Anglia's Climatic Research Unit memastikan jika tahun terhangat yang pernah terekam adalah tahun 2010. Analisa ini sekaligus mematahkan pernyataan bahwa selama ini tahun 1998-lah sebagai tahun terhangat.
Hasil pengukuran suhu ini mengalami perubahan setelah ada tambahan data dari 400 stasiun pemantau di sepanjang Utara Kanada, Rusia, dan Arktik. Lokasi tersebut merupakan bagian Bumi yang paling cepat mengalami pemanasan, namun kerap tidak diperhatikan dalam analisa sebelumnya.
"Hasil studi terbaru mempertemukan data terbaru dan komprehensif dari obersvasi temperatur darat dan laut. Bersamaan juga dengan peningkatan pemahaman kita mengenai pengukuran di laut," kata ahli klimatologi dari Met Office, Colin Morice, dalam rilis yang dilansir Mongabay, Selasa (20/3).
Hasil analisa terbaru ini menempatkan tahun 1998 sebagai tahun terhangat ketiga sejak pengukuran suhu Bumi dilakukan di akhir abad 19. Tahun 2010 dan 2005 duduk di peringkat satu dan dua sebagai tahun terhangat.
Data ini hampir sama dengan hasil riset Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan National Administrasi Laut dan Atmosfer (NOAA). Kedua badan tersebut menyebutkan jika tahun 2010 dan 2005 dianggap sama hangatnya.
Analisa ini juga mematahkan beberapa argumen yang menyebut jika pemanasan global sudah berhenti dan Bumi semakin dingin. Sebab, temperatur global meningkat 0,8 derajat Celcius sejak Revolusi Industri dimulai di Inggris mulai tahuan 1750-1850. Bahkan, sejak satu dekade terakhir (2000-2009) tercatat sebagai tahun terhangat di Bumi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR