Perdebatan kembali terbuka setelah keputusan China untuk melakukan pembatasan ekspor mineral langka membuat Jepang, Amerika Serikat, serta Uni Eropa mengajukan keberatan terhadap China kepada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), pada pertengahan Maret lalu. China berada di posisi strategis karena menguasai 95 persen dari total produksi dunia untuk mineral langka.
Komisioner Perdagangan Uni Eropa Karel De Gucht mengatakan, pembatasan ekspor China telah melanggar aturan perdagangan internasional. Kebijakan tersebut mengganggu produsen serta konsumen di Uni Eropa dan seluruh dunia, termasuk produsen perintis teknologi tinggi dan aplikasi bisnis.
Para ilmuwan ahli mulai mencari langkah alternatif untuk menciptakan solusi dari ketergantungan terhadap mineral langka. Mark Johnson, Direktur Program di Advance Research Projects Agency-Energy (ARPA-E) Amerika Serikat menuturkan, pihaknya tengah terlibat menyusun proposal riset alternatif mineral langka tersebut.
Ada tujuh belas elemen dengan nama-nama yang pengucapannya memelintir di lidah, seperti dysprosium, yttrium, dan neodymium. Elemen-elemen ini disebut 'langka' tapi sebenarnya mereka sangat dapat ditemukan, biasanya tercecer dalam jumlah-jumlah kecil.
Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, penyebaran dari teknologi energi bersih dapat diperlambat untuk beberapa tahun ke depan, dengan menyuplai setidaknya lima jenis elemen dari mineral tanah-langka.
Logam mineral langka tidaklah ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi. Berbentuk senyawa kompleks, untuk mendapat unsurnya perlu dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut.
Namun, peneliti di laboratorium juga sedang fokus memecah elemen ini ke dalam magnet permanen dengan kekuatan yang bisa dimanfaatkan bagi mesin jet sampai bahkan generator listrik. Mineral langka sendiri bukan magnet, akan tetapi ketika dipadukan dengan komponen-komponen magnetik konvensional semisal besi, mereka menghasilkan magnet yang amat kuat.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR