Akhir tahun 2011 lalu, tepatnya pada 18 Desember, seekor badak betina masuk dalam perangkap buatan manusia. Terluka dan kehilangan kaki kiri depan, badak ini kemudian diterbangkan ke rumah barunya di Borneo Rhino Sanctuary (BRS).
Tempat ini merupakan lokasi pelestarian badak Sumatra lewat program perkembangbiakan di bawah Pemerintahan Sabah, Malaysia. Puntung, nama badak itu, menjadi primadona di BRS karena menjadi betina utama. Dia dijodohkan dengan Tam, badak pejantan yang sudah lama menjadi warga BRS dan berkeliaran sejak tahun 2008.
Paduan kedua badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) ini memungkinkan terjadinya perkembangbiakan di BRS. Jika kedua individu badak ini dibiarkan tanpa ada proses perjodohan, maka kemungkinan reproduksi sangatlah kecil. Selain itu kondisi Puntung yang cacat membuatnya sulit bertahan di alam liar.
"Hari-hari membiarkan badak Sumatra berada di alam liar dan berharap agar mereka bisa berkembang biak serta lepas dari jerat pemburu sudah lewat," kata Dr. John Payne dari Borneo Rhino Allliance (BORA).
Ditambahkan Payne, sangat sedikit dari badak yang bertahan ini yang subur. Jika pun ada yang subur, mereka punya keterbatasan untuk bertemu dengan lawan jenis karena memang tidak banyak badak yang tersisa.
Satu-satunya kekhawatiran Payne dan timnya saat ini adalah kondisi Puntung yang tidak memungkinkan proses kawin. Badak memiliki kebiasaan kawin dengan pejantan akan menaiki tubuh betinanya dari belakang. Kaki depan yang hilang dikhawatirkan membuat Puntung tidak bisa menahan bobot tubuh Tam. Jika memang ini terjadi, maka dipertimbangkan untuk melakukan pembuahan buatan.
Selama ini, kata Payne, Puntung bisa bertahan hidup karena diperkirakan sebelum jatuh terjebak, diberi nutrisi cukup lewat air susu dari induknya. "Kemungkinan, sebagian besar badak yang mati beberapa tahun belakangan ini di Malaysia, selain karena umur tua, juga karena terjebak di perangkap (buatan manusia)," kata Payne lagi.
Badak Sumatra dikategorikan "terancam punah" dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN). Jumlahnya diperkirakan hanya tinggal 200 individu yang terbagi dalam dua sub-spesies. Sedangkan badak di Vietnam dinyatakan sudah punah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR