Bahwa orang Indonesia gemar berbelanja, bukan lagi berita baru. Tercatat, pusat perbelanjaan di Singapura meraup 60 persen pendapatan dari pembelanja warga Indonesia. Jadi, ekonomi Singapura sangat dihidupkan oleh kegemaran retail therapy --berbelanja sambil bersenang-senang. Kegemaran berbelanja sangat positif bila diarahkan ke negeri sendiri bahkan mendatangkan wisatawan mancanegara ke Tanah Air. Semangat inilah antara lain yang mengilhami penyelenggaraan Festival Jakarta Great Sale (FGJS).
Data menunjukkan, sejak 2008, rata-rata transaksi selama sebulan FJGS naik sekitar 20 persen. Sebagai contoh, pada 2009 mencapai transaksi Rp6 triliun, 2010 (Rp7,2 triliun), 2011 (Rp8,7 triliun). Pemasukan ini melampaui target. FJGS 2011 misalnya, ditargetkan meraup Rp 8,2 triliun. Memasuki tahun kelima, FGJS diharapkan memberi pemasukan sekitar Rp 10 triliun.
Pihak pelaksana, Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi termasuk Dinas Pariwisata DKI Jakarta pun merancang sejumlah langkah. Sosialisasi dilakukan jauh lebih dini, antara lain ke sasaran utama wisatawan mancanegara dari Timur Tengah yang dikenal sebagai pembelanja besar produk kualitas atas.
“Waktu penyelenggaraan diperpanjang dua minggu, dari biasanya hanya sebulan sekitar HUT Jakarta, 22 Juni. Pada 2012, FJGS dijadwalkan pada 1 Juni – 14 Juli,” ujar Handaka Santosa, ketua APPBI DKI Jakarta yang mendorong 73 pusat perbelanjaan turut serta.
Menabalkan semangat “Jakartaku Harapanku”, FJGS tak melulu memasang program merangsang belanja lebih banyak seperti midnight sale dan undian berhadiah. Tapi juga program budaya macam Karnaval Andong Hias dan Ondel-ondel. Dengan demikian, pembelanja dan wisatawan mancanegara pun diharapkan juga melirik kekayaan budaya Indonesia yang sangat layak diborong seperti di pusat penjualan kriya di Sarinah, Pasaraya, dan SMESCO.
Warga Jakarta pun diajak turut peduli dan berbagi lewat program donor darah selama FJGS yang digilir pelaksanaannya dari pusat perbelanjaan ke pusat perbelanjaan lainnya. Diharapkan, awal yang baik ini akan menjadi kebiasaan rutin warga Jakarta untuk mendonorkan darah tiap 2,5 – 3 bulan sekali. Pusat perbelanjaan pun diharapkan menyediakan fasilitas tetap untuk mempemudah warga yang ingin donor darah seperti yang selama ini telah dilakukan Senayan City.
Ajang FJGS juga dimanfaatkan untuk makin mensosialisasikan penggunaan kendaraan umum (transportasi massal). “Kami minta Bus TransJakarta memperbaiki frekuensi dan memaksimalkan layanan sebagai tulang punggung transportasi umum FGJS selain angkutan khusus dari Bandara Soekarno Hatta dan hotel-hotel ke lokasi FGJS,” papar Hasan Basri Saleh, Asisten Perekonomian dan Administrasi, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Warga negeri tetangga, Singapura, Malaysia dan Thailand yang selama ini mulai dikenal pembelanja potensial di pusat grosir Jakarta, pun diharapkan meramaikan FGJS. Jadi, FGJS 2012 dan seterusnya takkan kalah bahkan melebihi Great Sale di negeri-negeri tetangga itu.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR