Pekan lalu, Danau Cachet II di selatan Patagonia, Chile, mengering hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Tersisa jejak genangan lumpur dan es di dasar sungai yang menandakan pernah ada air di lokasi tersebut.
Air di sungai ini berasal dari es yang mencair di Gletser Colonia yang terletak di Patagonia Utara. Sekitar 2.000 kilometer sebelah selatan Ibukota Chile, Santiago. Gletser ini biasanya berperan sebagai bendungan penampung air. Namun, kenaikan suhu udara membuat tembok gletser melemah.
Dua kali tahun ini, pada 27 Januari dan 31 Maret, air dari danau melahirkan sebuah terowongan antara batu dan dinding gletser. Akibatnya, sekitar 200 juta kubik air di Danau Cachet II melaju tanpa halangan menuju Sungai Baker. Mengosongkan sekitar lima kilometer persegi dasar danau itu dan -sebaliknya- menjadikan volume Sungai Baker meningkat tiga kali lipat.
Dikatakan Gino Casassa dari Center for Scientific Studies (CES), fenomena ini disebut GLOFs (Glacial Lake Outburst Floods). GLFO adalah banjir yang terjadi ketika danau yang menampung air glasial gagal melakukan tugasnya. Kegagalan bisa terjadi karena erosi, meningkatnya tekanan air, longsor, hujan salju, atau gempa bumi.
Cachet II sudah 11 kali mengering sejak tahun 2008. Diperkirakan dengan meningkatnya suhu Bumi, maka fenomena ini akan makin sering terjadi. Khusus untuk Chile, fenomena keringnya danau ini sudah 53 kali terjadi antara tahun 1896 hingga 2010. Semakin lama, frekuensinya semakin bertambah.
Asisten peneliti CES Daniela Carrion menjadi saksi fenomena ini ketika sedang meneliti Gletser Colonia pada Maret lalu. "Saat kami bangun tidur, kami melihat perubahan di lembah," ujar Carrion dilansir dari AFP, Rabu (23/5) lalu. "Jalur yang kami lewati sudah terbanjiri dan seluruh area terisi dengan bongkahan-bongkahan besar es."
Fenomena GLOF ini tidak hanya terjadi di Patagonia. Menurut Casassa, fenomena ini juga terjadi di Himalaya dan di Islandia karena aktivitas gunung berapinya.
Danau Tempano, di selatan Chile, juga mengering dengan cara sama di Mei 2007. Peristiwa ini mengejutkan bagi para polisi hutan yang melaporkan sebulan sebelumnya danau itu penuh dengan air. Mereka hanya menemukan es di dasar danau seluas sepuluh kilometer persegi itu. Beberapa bulan berselang, para peneliti yang terbang di atas danau tersebut melaporkan jika danau itu sudah mulai terisi kembali.
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR