Kementerian Kelautan dan Perikanan siap mendukung ASEAN dalam meningkatkan perdagangan ikan tuna di pasar global. Bahkan, Indonesia pun akan menambah nilai tambah ikan tuna di pasar global.
"Kami akan memperkuat kerjasama ASEAN di bidang perikanan tuna untuk meningkatkan posisi tawar tuna di pasar global. Selama ini perdagangan tuna masih menjadi tanggung jawab negara masing-masing," papar Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Saut P.Hutagulung, di acara The 2nd ASEAN Tuna Working Group Meeting,di Yogyakarta, Kamis (31/5).
Dijelaskan oleh Saut, ASEAN Tuna Working Group bertujuan untuk mendorong peningkatan perdagangan tuna intra-ASEAN, peningkatan daya saing produk tuna, kerjasama pengelolaan perikanan tuna yang lestari, dan memperkuat serta membangun aliansi bersama dalam menghadapi isu-isu regional dan internasional. Pada saat ini, produksi dan perdagangan tuna global menghadapi tantangan. Baik dari sisi suplai serta hambatan tarif dan non tarif yang semakin ketat.
Indonesia merupakan lead country untuk produk tuna dengan volume ekspor mencapai 141.774 ton dan nilai ekspor US$499 juta. "Kami tengah berupaya untuk menambah nilai tambah tuna di pasar. Nilai tambah ini misalnya kaleng, makanan, dan lainnya. kegiatan ini bisa membantu negara-negara ASEAN untuk meningkatkan perdagangan tuna," ungkapnya.
Diharakan dengan kegiatan ASEAN Tuna Working Group ini, Indonesia dapat mempercepat proses industrialisasi tuna, penerapan teknologi baru serta peningkatan keterlibatan sektor swasta dalam kerjasama tuna ASEAN.
Kisah Manuela Escobar Berusaha Menghilang dari Bayang-Bayang Buruk Pablo Escobar
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR