Serangga berukuran raksasa, suara binatang ini kerap kali menjadi lagu saat musim semi dan sering menjadi objek untuk dilihat karena keindahannya. Namun, studi baru menyatakan ketiadaan serangga raksasa pada masa sekarang ini dikarenakan keberadaan burung yang menjadi predator bagi serangga-serangga ini.
Serangga pada zaman sekarang ini menjadi salah satu makhluk hidup terkecil di yang ada Bumi. Berbeda halnya sekitar 300 juta tahun yang lalu, serangga dengan ukuran raksasa merupakan pemandangan yang cukup umum untuk dilihat.
Capung jenis giffinfly, misalnya, memiliki lebar sayap sekitar 70 sentimeter. "Sedikit lebih kecil dari sayap yang dimiliki burung gagak," kata Matthew Clapham, salah satu penulis penelitian ini yang tertuang dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Sementara lebar sayap yang dimiliki serangga serangga kupu-kupu dan spesies ngengat lainnya pada masa sekarang hanya mencapai sekitar 30 sentimeter. Pertumbuhan pesat dari serangga terjadi pada zaman prasejarah. Para ilmuwan mengatakan keadaan ini didorong oleh kadar oksigen yang terkandung di dalam atmosfer lebih dari 30 persen pada zaman itu.
Lebih besar dibandingkan dengan kandungan oksigen saat ini hanya sekitar 21 persen. Oksigen yang lebih besar memberikan serangga lebih banyak energi per satu kali napas, sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki daya tubuh yang lebih besar.
Dalam penelitian terbarunya, Clapham bersama rekannya membuat database berdasarkan lebar sayap untuk lebih dari 10.500 fosil serangga selama 320 juta tahun terakhir. "Ketika oksigen naik, serangga semakin besar. Dan ketika oksigen turun, mereka akan menjadi lebih kecil."
Tapi hal ini berubah sekitar 150 juta tahun lalu, selama periode Jurasik (garis waktu prasejarah), ketika burung-burung pertama kali muncul bersamaan dengan munculnya dinosaurus. Setelah burung turun ke langit, serangga bersayap berhenti tumbuh lebih besar bahkan saat tingkat oksigen naik.
"Argumen kami bahwa oksigen adalah penting dan faktor pembatas pada ukuran serangga. Tapi begitu burung berevolusi, mereka menjadi suatu kendala yang lebih penting yang berpengaruh pada ukuran maksimum serangga," kata Clapham.
Pertanyaan mengapa serangga yang besar lebih mungkin tertangkap oleh burung yang memangsanya. Clapham mengatakan, "Manuver dari bentuk apapun yang terbang, keseimbangannya bergantung pada ukuran. Sesuatu yang lebih kecil jauh lebih lincah daripada yang besar." Dengan kata lain, bahwa serangga yang ukurannya lebih besar, lebih berpotensi menjadi sasaran empuk dimakan oleh burung.
Selama jaman Dinosaurus, burung-burung dan capung besar bersaing untuk mendapatkan makanan yang sama. Anehnya para peneliti ini tidak menemukan bukti bahwa pterosaurs (reptil raksasa yang dapat terbang) memangsa serangga yang berukuran besar. Menurut Clapham, mungkin pada saat itu manuver pterosaurus belum segesit dan secepat burung.
Kesimpulan dari studi baru ini ialah, kalau bukan karena burung, serangga yang ada sekarang ini mungkin memilki ukuran yang lebih besar.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR