Analisis oleh tim internasional dari Inggris dan Kanada yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Lancaster University ini mengungkapkan bahwa perubahan iklim adalah ancaman paling luas terhadap pasokan mikronutrien esensial dari tangkapan ikan laut. Mereka menemukan bahwa perubahan iklim mengancam pasokan mikronutrien vital dari perikanan di 40 persen negara-negara di dunia.
Negara-negara yang sumber mikronutrien perikanannya berisiko oleh perubahan iklim cenderung merupakan negara-negara tropis. Negara-negara tropis yang dimaksud termasuk negara-negara Asia Timur dan Pasifik seperti Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Timor Leste, serta negara-negara Afrika Sub-Sahara seperti Mozambik dan Sierra Leone.
Kerentanan sektor perikanan negara-negara ini akibat perubahan iklim bersifat sangat akut mengingat kekurangan nutrisi makanan dalam bentuk kalsium, zat besi, zinc, dan vitamin A sangat lazim terjadi di wilayah tropis. Dan negara-negara tropis ini juga kurang tahan terhadap gangguan perikanan oleh perubahan iklim karena mereka sangat bergantung pada perikanan untuk mendukung ekonomi nasional dan pola makan penduduk mereka. Selain itu, mereka juga memiliki kapasitas masyarakat yang terbatas untuk beradaptasi.
Baca Juga: Petani Alami Kesulitan Selama Pandemi, Ancaman Kelaparan Menghantui
Laporan studi mengenai kerentanan pangan Indonesia dan banyak negara lainnya yang bergantung pada sektor perikanan ini telah diterbitkan di jurnal Current Biology pada 20 Juli 2021. Laporan studi ini bertajuk "Micronutrient supply from global marine fisheries under climate change and overfishing".
Studi sebelumnya mengenai kandungan mikronutrien ikan, yang dipimpin oleh Profesor Christina Hicks dan diterbitkan di jurnal Nature, menunjukkan bahwa masing-masing jenis ikan tidak setara dalam hal kandungan nutrisinya. Berbagai faktor, seperti menu makan, suhu air laut, dan pengeluaran energi mempengaruhi jumlah mikronutrien yang dikandung masing-masing spesies ikan. Studi ini menemukan bahwa ikan-ikan tropis cenderung lebih kaya nutrisi mikro daripada ikan-ikan air dingin.
Dalam hal ketahanan terhadap perubahan iklim dan penangkapan ikan, sekali lagi tidak semua ikan sama. Studi sebelumnya oleh Profesor William Cheung dan rekan-rekan penelitinya telah menunjukkan bahwa spesies-spesies ikan besar yang memiliki jangkauan area yang kecil cenderung lebih rentan terhadap perubahan iklim. Sementara spesies-spesies ikan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kedewasaan dan tumbuh lebih lambat, lebih rentan terhadap penangkapan ikan. Sebab, mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi kembali jumlah populasi mereka.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | eurekalert,Nature,current biology |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR