Jelang Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20 pada 20-22 Juni 2012, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengkritik banyaknya negara yang melemah dalam hal perubahan lingkungan.
Tanpa menyebut negara mana yang dimaksud, mereka masih berjalan di koridor "pembangunan tak berkelanjutan." Padahal banyak dari negara ini yang masuk dalam perjanjian global untuk melindungi lingkungan demi Bumi yang lebih baik.
Menurut Direktur Eksekutif untuk Program Lingkungan PBB (UNEP) Achim Steiner, jika tren lemah ini terus berlangsung maka pemerintah di berbagai negara akan menghadapi level kerusakan dan degradasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Bukti ilmiah yang dikumpulkan selama beberapa dekade sangat luar biasa dan tak ada ruang untuk keraguan," kata Steiner, Minggu (10/6).
Konferensi Rio+20 merupakan pertemuan antar kepala negara untuk membicarakan perubahan yang harus dilakukan untuk menciptakan Bumi yanng lebih "hijau." Serta langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa mewujudkannya. Konferensi ini dilakukan lagi di Rio de Janeiro, Brasil, tepat 20 tahun setelah digelar Earth Summit di tempat yang sama pada tahun 1992.
Diperkirakan akan ada 100 kepala negara yang hadir. Belum termasuk anggota parlemen berbagai negara, wali kota, pejabat PBB, CEO, dan beberapa pemimpin LSM. Bukan hanya mengenai lingkungan, kongres ini juga membahas kesejahteraan masyarakat dunia dan pengurangan kemiskinan.
Sebelum konferensi ini digelar, diluncurkanlah edisi kelima Global Environmental Outlook (GEO-5), awal Juni 2012. Ada empat tujuan utama yang digariskan GEO-5 yaitu menghilangkan produksi dan penggunaan zat yang menguras lapisan ozon, penghapusan timbal dari bahan bakar, meningkatkan akses ke pasokan air, dan penelitian untuk mengurangi polusi laut.
GEO-5 merupakan hasil keputusan bersama hasil kolaborasi 600 pakar lingkungan selama tiga tahun. Ditambahkan Steiner jika GEO-5 memiliki tujuan untuk mengingatkan para pemimpin dunia mengapa pertemuan Rio+20 sangat penting. Rio+20, kata Steiner lagi, jadi momen bagi implementasi dari aspirasi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan generasi berikutnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR