Pekan lalu, warga di lepas Pantai Agate, Oregon, Amerika Serikat, termangu dengan benda asing di pantai mereka, Selasa pagi 5 Juni 2012. Galangan kapal sepanjang 20 meter, lebar lima meter, dan tinggi dua meter, dengan name tag berhuruf kanji Jepang, terdampar.
Itu adalah galangan kapal yang terlepas dari Pelabuhan Misawa, Prefektur Aomori, Jepang, ketika gempa dan tsunami menghantam pada 11 Maret 2011. Butuh waktu lebih dari setahun untuk galangan kapal ini mengapung sejauh 8.000 kilometer, mengarungi Samudera Pasifik sebelum akhinya terdampar di lepas pantai AS.
Namun, warga setempat menyadari jika galangan kapal tersebut tidak datang sendiri. Melainkan dihinggapi ratusan ton kepiting asia, ganggang, bintang laut, bulu babi, keong, dan beberapa hewan laut lain yang jarang ditemui manusia.
Kedatangan makhluk lain inilah yang kemudian dipermasalahkan karena bisa menggangu ekosistem yang ada dengan kompetisi alam untuk mendapatkan sumber daya makanan. Selain itu, kehadiran "alien-alien" ini juga bisa berpengaruh pada nilai ekonomi sumber daya laut setempat seperti kepiting dan tiram.
"Tidak mungkin memprediksi perubahan yang disebabkan spesies invasif. Lebih baik kita coba mengembalikan mereka ke tempat semula," kata ahli biologi John Champan beberapa waktu lalu.
Untuk mencegah "invasi alien" ini, warga sekitar dan beberapa sukarelawan membersihkan Pantai Agate dengan mengubur makhluk-makhluk itu di tanah, Jumat (7/6). Digunakan pula cara pembakaran untuk mencegah pertumbuhannya.
Diperkirakan ada lebih dari 50 spesies yang berhasil ikut menyeberangi samudera bersama galangan ini. Dikatakan Chapman, sudah teridentifikasi tiga spesies yang dinyatakan berbahaya bagi lingkungan manusia. Salah satunya rumput laut wakame (Undaria pinnatifida) yang biasa digunakan dalam sup miso.
Dua spesies lainnya yakni kepiting pantai Jepang, yang sebelumnya sudah "menginvasi" Pantai Timur AS, dan bintang laut pasifik utara. Spesies terakhir yang disebut menginvasi Pantai Tasmania. Keduanya diketahui mengancam populasi kerang di pantai setempat.
Tapi tidak semua spesies yang menempel di galangan itu membahayakan. Ada beberapa spesies lain, termasuk teritip pink dan anemon kemerahan, yang diambil untuk pembelajaran lebih lanjut. "Ini jadi kesempatan langka untuk mempelajari invasi biologi yang hanya datang dalam kesempatan beberapa ratus tahun terakhir," ujar Chapman lagi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR