Memanasnya suhu Bumi yang berujung pada perubahan iklim akan berpengaruh ke perdamaian. Karena masyarakat dunia akan merasakan gelombang panas, bencana alam, dan segala hal buruk yang mengancam kelangsungan hidup.
Kondisi ini akhirnya mengakibatkan migrasi dalam skala besar. Hingga menimbulkan konflik antar negara karena memperebutkan sumber daya yang semakin langka.
Itulah kesimpulan dari Robert Agnew, seorang profesor di bidang sosiologi di Emory University dan Presiden dari American Society of Criminologists. Masalah ini, kata Agnew lagi, akan semakin merajalela di negara-negara berkembang.
"Kejahatan akan jadi isu utama hingga sulit mempertahankan keamanan di kota-kota besar yang diisi kaum imigran," demikian paparan Agnew, Kamis (12/7).
Perubahan iklim terjadi sebagai dampak dari Bumi yang makin memanas karena peningkatan level gas rumah kaca di atmosfer. Selain berdampak bagi manusia, kenaikan suhu tahunan juga mempengaruhi hewan, tanaman, dan pola cuaca.
Panel PBB untuk Perubahan Iklim (IPCC) yang terdiri atas 2.000 ilmuwan dari 154 negara, sudah memperingatkan jika kerusakan ini tidak bisa diperbaiki. "Perubahan iklim mengambil alih hal paling bernilai dari planet kita. Efeknya sangat luar biasa, hanya bisa diatasi dengan aksi global. Kita harus bekerja sama," ujar Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon.
Jakarta menjadi salah satu kota besar di dunia yang terkena dampak dari perubahan iklim. Sebab, kenaikan suhu berakibat pada naiknya air laut hingga mengancam Ibukota Indonesia ini tenggelam. Dari data PBB menyebutkan, 16 dari 19 kota besar di dunia menghadapi kekhawatiran yang sama.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR