Indonesia patut berbangga dengan bangkitnya film animasi yang diproduksi oleh anak bangsa. Seperti kita ketahui, gaung film animasi di Indonesia belum terdengar kiprahnya, meskipun sebenarnya sumber daya manusia film animasi yang berkualitas sudah bermunculan.
Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan film animasi The Legend of Ajisaka and Fire. Film animasi ini sekarang tengah dikerjakan oleh 100 orang yang terdiri dari 50 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia serta 50 lainnya dari pelaku film di Indonesia. Rencananya, film animasi ini sudah bisa ditonton oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara di tahun 2013.
Film animasi bertajuk mitologi Jawa ini akan mengangkat tokoh pahlawan dari Indonesia yakni Ajisaka. Penokohan Ajisaka dipilih karena tokoh ini dipercaya masyarakat Jawa sebagai pahlawan yang membela kebenaran. Tak hanya itu saja, pemilihan Ajisaka juga untuk mengenalkan kepada dunia luar bahwa Indonesia memiliki tokoh super hero dari budaya Jawa-nya.
Jhon Hery sebagai produser menjelaskan, film ini telah lolos skrip oleh analis skrip film Hollywood ternama yakni Rob Pavloski. Skripnya sendiri berasal dari ide orang Indonesia. Film yang berdurasi 1,5 jam ini juga mengikuti alur dramaturgi, berbahasa Inggris, serta menggunakan teknik-teknik film yang digunakan oleh Hollywood. Sedangkan untuk sutradara berasal dari New Zealand yaitu Tristan Strange.
Hery mengatakan, film ini 99 persen dikerjakan oleh tangan generasi muda Indonesia. Hingga saat ini, proses pengerjaannya baru mencapai 30 persen.
“Harapannya, film animasi berkelas hollywood ini bisa mengangkat nama Indonesia di mata dunia luar karena ternyata Indonesia mampu memproduksi film animasi berkelas Hollywood,” ungkap Heri di Yogyakarta, Jumat (27/7).
Kendati belum banyak mendapat dukungan, Heri tetap optimis, kemunculan film animasi bertema Ajisaka ini akan merangsang para artis film animasi Indonesia untuk memproduksi film bertajuk animasi lainnya yang lebih berkualitas.
Sejarawan UGM Djoko Suryo mengatakan, film animasi di Indonesia memang belum berkembang di Indonesia, meski sebenarnya film ini sangat prospektif. Film ini memadukan unsur teknologi sehingga sangat menarik dan memiliki unsur mendidik.
"Film animasi memunculkan kreativitas anak bangsa. Lewat film animasi ini akan memunculkan banyak tenanga-tenaga ahli yang mahir membuat film animasi yang saat ini masih minim. Untuk itulah, film ini layak dikembangkan sebagai model pembelajaran," ungkap Djoko.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR