“Melalui kolaborasi ekstensif ini, kami dapat menyimpulkan bahwa elemen paling sentral di balik pancaran hackmanite alami adalah belerang, titanium, kalium dan besi, serta keseimbangan konsentrasinya yang benar,” kata Mika Lastusaari. Dia merupakan seorang dosen yang merangkap sebagai kepala penelitian fotonik di kelompok penelitian Kimia Bahan Anorganik di University of Turku.
Titanium membuat hackmanite bersinar
Untuk mendukung studi yang didanai oleh Business Finland, French National Research Academy ANR, Pôle de Compétitivité dari Perancis, São Paulo Reseacrh Foundation FAPESP, dan Ghent University ini, para ilmuwan mengaitkan antara data eksperimental dan data komputasi. Yang pada akhirnya mereka menemukan bahwa titanium ternyata bersinar di inti hackmanite, dan sisa-sisanya terkait dengan transfer elektron di pita konduksi.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Membuat Mineral Untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Baca Juga: Temuan Batuan Ini Ungkap Bahwa Bumi Sempat Jadi Lautan Magma
Dalam hal ini Lastusaari menjelaskan, “Dengan hasil ini, kami memperoleh informasi berharga tentang kondisi yang mempengaruhi sisa-sisa hackmanite. Meskipun alam, dalam hal ini, belum mampu membentuk material dengan pendar seefektif bahan sintetis, namun alam telah membantu secara signifikan dalam pengembangan bahan pendar yang semakin efektif.”
“Mengoptimalkan bahan alami memberi kita kemungkinan untuk menemukan bagaimana hackmanite menghasilkan cahaya paling efektif,” kata peneliti lain, Cecilia Agamah.
Mineral alami seringnya mengandung komposisi yang kompleks dan perbedaan komposisi yang agak besar tergantung pada kondisi pembentukannya. Mineral alami ini sangat membantu para peneliti dalam mengembangkan material pendar yang dapat bersinar secara efektif dalam gelap.
Baca Juga: Terungkap Cara NASA Menjaga Batuan dari Bulan Agar Tidak Dicuri dan Dijual di Pasar Gelap
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR