21 orangutan yang terdiri dari 16 orangutan dewasa dan lima anak direncanakan akan kembali ke habitat mereka di hutan pada 1 November 2012. Ke-21 orangutan ini merupakan hasil rehabilitasi dari The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Mereka akan dilepasliarkan ke Hutan Lindung Bukit Batikap, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Untuk bisa terpilih kembai ke hutan, orangutan ini harus lebih dulu melewati seleksi yang dilakukan oleh BOSF.
Kriteria pertama yang harus mereka penuhi adalah kemampuan bisa mandiri di alam liar. Kemampuan ini penting karena beberapa individu orangutan jadi tergantung pada manusia selama masa rehabilitasi.
"Kriteria kedua, dia harus bisa membuat sarang. Dan ketiga, dia bisa mengenali musuh-musuh alaminya," ujar Jamartin Sihite, Presiden Direktur Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), saat dihubungi National Geographic Indonesia, Selasa (23/10).
Selanjutnya, orangutan ini akan dipantau selama enam bulan hingga setahun. Sekaligus memastikan kemampuan adaptasi dari masing-masing individu.
"Hal pertama yang kami periksa adalah kesehatan, karena tidak mungkin melepas mereka jika mengandung penyakit-penyakit dari manusia," tambah Jamartin.
Tadinya, rencana awal pelepasliaran akan dilakukan pada 10 November --bertepatan dengan Hari Pahlawan. Namun, atas berbagai alasan non-teknis, jadwal itu dimajukan ke 1 November 2012.
Sehari sebelumnya, pada 31 Oktober, ke-21 orangutan ini akan diterbangkan dari Palangkaraya ke Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya. Kemudian pada hari H pelaksanaan, mereka diangkut menggunakan helikopter ke kawasan Hutan Lindung Bukit Batikap, Murung Raya.
Sebelum pelepasliaran November mendatang, RHOI juga sudah melakukan beberapa pelepasliaran. Di antaranya pada bulan Februari, April, dan Mei.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR