Meski sangat rapuh, gagang kayu terpelihara dalam kondisi baik secara alami. Sivanandam menambahkan bahwa sampel temuan akan dikirim ke Beta Analytical Lab, Florida untuk mengetahui usia pastinya. Sedangkan sampel dari kerangka manusia yang ditemukan diserahkan kepada para ahli di Universitas Madurai Kamaraj. Nantinya akan dilakukan tes DNA.
Sampai saat ini, menurut R. Kaviya salah satu dari petugas situs arkeologi setempat sudah ada total 25 guci guci yang ditemukan. Kemudian, 11 diantaranya sudah dibuka. Guci memiliki tinggi 95 sampai 105 centimeter dengan keliling 80 centimeter. Beberapa guci berisi senjata besi, berbentuk seperti pisau, tombak dan bejana kecil dari terakota.
Kaviya mengungkapkan guci yang berisi belati bergagang kayu itu memiliki bagian tutup yang tidak sempurna alias pecah. Pecahan ini diambil di dalam guci pada kedalaman 80 centimenter. Ada kemungkinan bagian tutup guci yang pecah jatuh menimpa belati. Karena ditemukan dua pecahan tutup guci di kedua sisi belati yang juga terbelah dua.
Baca Juga: Katar: Senjata dari India, Mengoyak Musuh dan Memberi Luka Mengerikan
Penggalian Keeladi dilakukan oleh Archaeological Survey of India di bawah pengawasan Menteri Perindustrian, Thangam Thennarasu dan Sekretaris Utama Departemen Pariwisata, Budaya dan Keagamaan, B. Chandramohan.
Sementara itu, di situs Agaram didapati adanya sumur peninggalan masa lampau. Mulut sumur berdiameter 84 centimeter dan ketebalannya mencapai empat centimeter. Para arkeolog masih perlu waktu untuk mengetahui lebih lanjut terkait sumur tersebut, misalnya kedalamannya. Panjang dan lebar dari bibir sumur akan dipastikan dalam beberapa hari ke depan.
Sejak bulan Februari tahun 2021, penggalian di Keeladi sudah dilakukan sebanyak tujuh kali. Berlokasi di tiga desa berbeda yakni Agaram, Manalur dan untuk kedua kalinya di Konthagai. Penemuan dari periode penggalian ini sudah mencapai lebih dari 850 artefak.
Baca Juga: Safron, Rempah Termahal di Dunia yang Terdampak Perubahan Iklim
Periode Sangam dikutip dari Drishti, berlangsung antara abad 3 sebelum Masehi dan abad 3 Masehi di India Selatan. Nama Sangam sendiri diambil dari akademi Sangam yang ada pada periode itu di bawah kepemimpinan raja – raja Pandya dari Madurai.
Ada tiga dinasti yang berkuasa sepanjang periode ini berlangsung, ada Cheras, Cholas dan Pandyas. Sumber mengenai informasi ini didapat dari referensi sastra dari periode Sangam. Mata pencaharian utama pada era ini adalah bertani. Ada pula kerajinan tangan dari logam, menenun, pertukangan hingga pembuatan ornamen yang menggunakan manik-manik, batu dan gading.
Baca Juga: Sejarah Catur dari India, Dimainkan Sahabat Nabi, Masuk Hindia Belanda
Source | : | The Times of India,Archaeology World,Drishti |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR