Bertandang ke kawasan Kota atau Oud Batavia yang menjadi cikal-bakal Jakarta kini mungkin sudah kerap dirasakan bagi sebagian pejalan. Tetapi National Geographic Traveler merasakan nuansa berbeda, ketika bersua dan menjelajah Kota bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu pada Jumat (07/12).
Usai wawancara eksklusif yang dilakukan awak redaksi National Geographic Traveler di Cafe Batavia, tiba giliran meminta Mari berpose untuk pemotretan. Fotografer kami "menantang" apakah Mari dapat bersepeda. "Tentu saja bisa!" Jawabnya tangkas seraya memilih satu dari sederet sepeda sewaan yang berjejer, lengkap dengan topi lebar nan cantik. Pilihan jatuh pada warna ungu.
Sembari menunggu persiapan pemotretan, di samping sepeda sewaanya, Mari memaparkan, betapa Kota memiliki atmosfer kolonial yang tidak kalah dengan negeri-negeri tetangga di Asia Tenggara. "Hanya perlu dipikirkan pengelolaannya. Untuk menjadikan Kota seperti sekarang ini, dibutuhkan waktu 15 tahun. Tentunya bila di masa mendatang ada sinergi antarpihak yang berkepentingan, keberadaan Kota semakin menguatkan destinasi dalam wilayah Jakarta."
Hal ini senada dengan pemaparannya yang disampaikan kepada National Geographic Traveler, "Dalam membangun dan mengembangkan sektor pariwisata diperlukan kerjasama antardepartemen dan instansi terkait. Harus lebih ditingkatkan agar pengelolaan destinasi bisa lebih terpadu." Dengan demikian, potensi pengunjung baik wisatawan domestik maupun mancanegara dapat terus meningkat. "Apa lagi dengan semangat optimis kami telah menaikkan target kunjungan wisatawan asing ke Indonesia," imbuhnya.
Saat berkeliling dengan sepeda di depan Museum Fatahillah, Menparekraf pun meluangkan perhatian kepada air mancur kuno yang tengah direnovasi. Dari sini, perjalanan bersepeda berlanjut ke Museum Seni Rupa lalu kembali di titik semula.
Sebagai kenang-kenangan, kami pun berpotret bersama. Terlihat jelas, Menparekraf menikmati saat-saat bersantai di destinasi wisata, sekalipun waktunya terbatas dan berlokasi tidak begitu jauh dari tempatnya dinas.
"Ayo, kita bikin foto yang biasa dilakukan para wisatawan atau traveler," ajak Mari kepada seluruh awak redaksi National Geographic Traveler yang bertugas.
Apakah itu? Kami bertiga dan beliau melompat bersama-sama dengan latar belakang Alun-alun Museum Fatahillah. Rupanya, ini salah satu pose favorit beliau bila tengah berwisata! "Satu, dua, tiga!" Aba-abanya diikuti lompatan kami berempat ke udara.
Ah, betapa menyenangkan dalam waktu singkat kami mampu pelesir Kota Tua bersama orang nomor satu di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang ramah ini. Lain kali, kami ingin mengajak Anda turut serta. Tertarik, Kawan Traveler?
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR