Sebuah terobosan baru hadir dari dunia filateli Indonesia. Prangko yang biasanya terbuat dari kertas, kali ini dibuat langsung dari kulit kambing. Bahkan inovasi ini menjadi yang pertama di seluruh dunia.
Pada Rabu (12/12) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Hadi Sukirno mengaku terkejut mendapat penghargaan khusus atas jasanya membuat prangko dari kulit kambing etawa. Perajin kulit asal Yogyakarta ini mengaku membuat prangko tersebut secara manual.
Pria yang menekuni kerajinan kulit sejak tahun 1958 ini mengaku diminta PT Pos Indonesia untuk membuat prangko bergambar gunungan dari kulit hewan. Gunungan dipilih karena merupakan simbol pewayangan.
"Wayang sendiri merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dengan digambarkan pada perangko menjadi identitas Indonesia secara khusus," papar Hadi.
Prangko gunungan ini dibuat dengan ukuran tinggi enam sentimeter dan lebar tiga sentimeter. Adapun kulit kambing etawa dipilih karena memiliki pori-pori yang halus.
April 2012 ia memulai membuat prangko ini. Pada tahap finishing-nya atau penyatuan dengan kertas, prangko kulit kambing ini dibawa ke Prancis. Setelah selesai pada Juni 2012, pada bulan November, MURI mencatatnya sebagai rekor dunia sebagai perangko dari kulit hewan.
Prangko ini dicetak sebanyak 21 ribu dan dijual pada kolektor filateli Indonesia. Harganya pun berbeda dengan prangko pada umumnya yakni mencapai Rp50.000. Wajar saja,karena perangko ini menghabiskan dana puluhan juta.
Vice President Konsinasi Philately PT Pos Indonesia Bambang Irian menambahkan, prangko gunungan dari kulit kambing ini merupakan terobosan baru kantor Pos Indonesia. Tidak berhenti di sini, prangko dari bahan batik pun turut diluncurkan berbarengan dengan karya Hadi Sukirno ini.
"Kedua prangko ini menjadi prestasi tersendiri bangsa ini. Prangko ini juga menjadi ikon dunia bahwa Indonesia memiliki budaya batik dan wayang," katanya.
Peluncuran sampul peringatan filateli istimewa
Dalam kesempatan sama, perkumpulan filatelis DIY dan Kantor Pos II Yogyakarta meluncurkan sampul peringatan filateli istimewa 12.12.12. Tema yang diangkat adalah "The 12 Favourite Museum Jogja," atau 12 museum yang memiliki tingkat kunjungan tertinggi di Yogyakarta.
Ketua Badan Musyawarah Museum DIY KRT Thomas Haryononagoro mengatakan, sampul istimewa memang sengaja diluncurkan pada momentum 12.12.12, di mana semua serba 12. Gambar sampul yang menunjukkan 12 museum di DIY dengan kunjungan tertinggi. Lalu jumlah yang diedarkan sebanyak 1.212. Sampul ini hanya diedarkan di wilayah DIY seharga Rp 6.000.
Sampul peringatan peristiwa merupakan barang kolektor filateli berupa amplop bergambar khusus selain prangko. Menurut Thomas, museum dan filateli memiliki hubungan erat yakni pembangunan karakter bangsa serta promosi pariwisata.
Filateli adalah hobi mengumpulkan prangko atau benda pos lainnya. Hobi ini ada sejak penerbitan prangko pertama di dunia tanggal 8 Mei 1840 di Inggris. Filateli ini akhirnya tersebar di dunia dan memiliki wadah organisasi tersendiri yakni Federation Inter Asian Philately (FIAP) serta Federation Internationale of Philately (FIP). Di Indonesia, anggotanya sudah mencapai 400 ribu orang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR