"Rudolph the red-nosed reindeer, had a very shiny nose"
(Rudolph, si rusa hidung merah, punya hidung yang amat bercahaya)
Penggalan lagu jelang perayaan Natal di atas sudah amat terkenal di berbagai belahan dunia. Rudolph mungkin memang fiktif, tapi fenomena hidung merahnya sungguh menarik bagi dunia medis.
Mengapa Rudolph, si rusa kutub penarik kereta Santa Klaus dalam kisah Natal, berhidung merah terang? Para pakar kini berhasil mengetahui jawabannya.
Studi observasi terbaru yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan Norwegia dan Belanda mengungkapkan bahwa hidung Rudolph memerah karena saat itu dipenuhi sel darah merah yang melindungi dari udara yang sangat dingin. Membantu penyesuaian temperatur otak selama mengendarai kereta salju.
Dengan kata lain, hidung merah disebabkan adaptasi rusa kutub (Rangifer tarandus), secara baik anatomis maupun psikologis, sebagai faktor esensial pada saat ketinggian ekstrem.
Berpijak pada hipotesis tersebut, para ilmuwan lantas menguji sirkulasi suatu pembuluh darah mikro di nasal (hidung) dua rusa kutub dewasa.
Untuk menghindari kebekuan, adalah sel pembuluh darah mikro pada hidung yang vital bagi rusa kutub. Pembuluh darah mikro memiliki fungsi di antarnya menyalurkan oksigen, mengendalikan inflamasi, serta mengatur suhu tubuh.
Selain itu, sasaran studi juga untuk menyelidiki karakteristik fungsional pada morfologi sirkulasi mikro hidung manusia dibandingkan pada rusa kutub.
Maka pertama-tama, dengan menggunakan mikroskop tipe hand-held intravital video microscope, mereka merancang visualisasi sirkulasi mikro di hidung manusia. Ketika cara yang sama diaplikasikan ke dua rusa kutub, hasilnya sirkulasi pembuluh mikro berkisar di tingkat kepadatan vaskuler 25 persen lebih tinggi, dan terisi oleh sel darah merah yang kaya akan oksigen dalam konsentrasi besar.
Inilah yang menjawab misteri hidung Rudolph sang rusa kutub berwarna merah. Peningkatan aliran darah pada sirkulasi mikro nasal pun menjaga agar tempeatur permukaan hidung cukup hangat.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR