Melawan cuaca yang mencapai minus lima derajat Celcius, tiga dari enam pemanjat tebing Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), berhasil mencapai Puncak Trikora (4.750 mdpl), Papua, Minggu (27/1).
Agung Rudiarto, M.Rinanda Bagus Pratama, dan Fandhi Achmad, nama ketiga pemanjat itu, melakukan pemanjatan secara direct climbing (pemanjatan langsung ke puncak) di Puncak Trikora. Anggota lainnya, yakni Ridwan Hakim, Satrya Alfandi, dan Ina Diana bertugas membersihkan jalur pemanjatan.
Puncak Trikora berada di zona inti kawasan Taman Nasional Lorentz --satu di antara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Hamparannya dari puncak gunung bersalju, hingga ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura.
Taman Nasional Lorentz ini juga sudah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO dan Warisan Alam ASEAN oleh negara-negara ASEAN. "Ketika sampai di puncak, kabar pertama disampaikan oleh Agi (sapaan akrab Fandhi Achmad) lewat telepon satelit ke PJ (penanggung jawab) komunikasi di Depok," ujar Izmatullah, Ketua Mapala UI, dalam perbincangan dengan National Geographic Indonesia, Rabu (31/1).
Diceritakan Izmatullah, para pemanjat butuh waktu tiga hari mulai dari base camp sampai ke Puncak Trikora. Hambatan terbesar "hanya" cuaca di bawah titik beku dan sempat merusak beberapa peralatan.
Saat akhirnya sampai di pucuk, kabar didatangkan ke Mapala UI yang saat itu tengah membantu korban banjir Jakarta. "Tidak ada perayaan berlebih, karena waktu itu bertepatan dengan pembukaan posko banjir Jakarta. Kami hanya mensyukurinya saja," tutur Izmatullah yang menambahkan para pemanjat tengah bersiap pulang ke Jakarta.
Pemanjatan ini adalah bagian dari Ekspedisi Timur Nusantara yang digelar sejak 19 Januari sampai 3 Februari 2013. Untuk upaya selanjutnya, Mapala UI akan menjelajahi Indonesia Timur untuk mengasah skill individu anggotanya sekaligus mengeksplor daerah Papua.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR