Tim lapangan WWF-Indonesia berhasil menjumpai jejak badak sumatra di Kalimantan. Ya, bukan di Sumatra, melainkan di Borneo. Jejak ini menimbulkan kegembiraan tim peneliti karena badak sumatra sebelumnya ditengarai sudah punah di Kalimantan.
Jejak segar ini ditemukan saat tim dari WWF-Indonesia melakukan pengamatan orangutan di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. Untuk memastikan penemuan, WWF-Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Kubar, Universitas Mulawarman, dan masyarakat setempat, melakukan survei lanjutan pada Februari 2013.
Hasilnya? Ada sejumlah temuan baru berupa jejak kaki badak, bekas kubangan, bekas gesekan tubuh badak pada pohon, gesekan cula pada dinding kubangan serta bekas gigitan, dan pelintiran pada pucuk tanaman.
Tim survei juga mengidentifikasi adanya ketersediaan pakan badak yang berlimpah dan bervariasi, lebih dari 30 spesies tumbuhan pakan.
Bukti-bukti ini kemudian dilaporkan untuk mendapatkan konfirmasi sah dari para pakar. Dan, ahli badak Chandradewana Boer menegaskan, jejak spesies yang ditemukan kemungkinan besar badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis).
Temuan survei tersebut juga didukung data historis sebaran badak sumatra di Kalimantan yang telah terdokumentasi sebelumnya. Namun, hingga saat ini, belum dapat dikonfirmasi berapa individu badak yang teridentifikasi melalui temuan tadi.
Meski demikian, bagi ahli dan pelestari, kabar ini membawa membawa angin segar. Sebabnya, keberadaan badak sumatra di Kalimantan sudah tidak pernah terdengar bahkan ditengarai telah punah sejak tahun 1990-an. Badak sumatra yang masih ada di Pulau Sumatra pun sudah dimasukan dalam kategori kritis (critically endangered) oleh IUCN.
"Penemuan ini sangat penting bagi dunia, khususnya bagi konservasi Indonesia, sebab ini menjadi pencatatan baru bagi keberadaan badak sumatra di Kalimantan Timur, khususnya di wilayah Kutai Barat," ujar Bambang Novianto, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Kementrian Kehutanan.
Selanjutnya, informasi keberadaan ini akan dijadikan informasi untuk strategi perlindungan populasi dan pembinaan habitat.
Menurut Bambang, diperlukan kerja sama banyak pihak termasuk masyarakat lokal dan korporasi, untuk mengambil langkah tepat demi konservasi badak sumatra di Kalimantan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR