Setelah digunakan untuk melawan perburuan gajah di Afrika, UAV (Unmaned Aerial Vehicles) yang disebut juga drone atau pesawat nirawak akan diimplementasikan pula di India. Tujuannya adalah untuk menjaga populasi badak cula satu yang kini sudah sangat langka dari ancaman para pemburu.
UAV memungkinkan petugas memantau situasi dari udara, sehingga mereka bisa mengakses kawasan yang sebelumnya tak dapat dijangkau dan bisa memperhatikan aktivitas ilegal yang terjadi di daratan.
“Ini pertama kalinya India menggunakan teknologi UAV untuk melindungi satwa liar,” Rockybul Hussain, Menteri Kehutanan Assam, India. “Hadirnya UAV juga akan menjadi solusi untuk menangkal pemburu karena kini mereka tahu bahwa taman nasional dipantau dari darat dan dari udara,” ucapnya.
Rencananya, drone tersebut akan diterbangkan di atas Kaziranga National Park, sekitar 200 kilometer dari Guwahati, kota terbesar di Assam, India. UAV ini cukup ringan untuk dilepaslandaskan dengan tangan, namun dapat mengambil foto ataupun merekam video dari udara.
“Pesawat ini bisa terbang dengan rute yang sudah ditentukan dengan ketinggian maksimal 200 meter selama hingga 90 menit. Baterai yang ada di pesawat itu bisa diisi ulang saat sudah habis,” ucap K Ramesh, koordinator Wildlife Institute of India.
Sudah cukup lama Kaziranga National Park mengalami perseteruan dengan para pemburu badak yang mengincar culanya untuk dijual ke beberapa negara Asia. Tahun 2012 lalu, setidaknya 21 individu badak telah dibunuh di taman nasional tersebut, dan di tahun 2013, sejauh ini sudah ada 15 individu badak yang dilaporkan tewas di tangan pemburu.
Dari sensus yang dilakukan pada tahun 2012 lalu, ada sekitar 2.290 individu badak cula satu di Kaziranga. Sebagai gambaran, total populasi badak tersebut di seluruh dunia hanya tinggal 3.300 individu saja. Spesies ini sempat masuk ke kategori nyaris punah di awal 1990-an dan kini didaftarkan di kategori “vulnerable” oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Kategori tersebut satu tingkat di atas kategori “endangered”.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR