Lebih dari 50 tahun yang lalu, Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang berhasil meluncur ke luar angkasa. Gagarin, seorang pilot militer berkebangsaan Uni Soviet, menjadi kosmonaut pertama yang mendarat di luar angkasa dengan menggunakan pesawat Vostok 1.
Saat di luar angkasa, Gagarin melaporkan bahwa dirinya dalam kondisi baik, dapat melihat sungai, juga berbagai jenis awan. "Indah," begitulah deskripsi pandangannya. Mendengar cerita Gagarin yang meluncur ke luar angkasa membuat manusia penasaran dengan kehidupan di sana. Mendorong mereka untuk mengikuti jejak Gagarin.
Inovasi demi inovasi terus diciptakan untuk memuluskan penerbangan dan kehidupan manusia ke luar angkasa. Berikut terobosan besar perjalanan manusia ke luar angkasa pasca-sang pelopor, Yuri Gagarin, berhasil melakukan perjalanan luar angkasanya setengah abad silam.
Hubungan diplomatik Uni Soviet dan Amerika Serikat
Keberhasilan Gagarin mendarat di luar angkasa dianggap mewakili kemenangan Uni Soviet atas Amerika Serikat yang kala itu masih terlibat Perang Dingin. "Perjalanan ke luar angkasa sangat mengesankan bagi bangsa lain karena dengan demikian ilmu pengetahuan dan teknologi selaras dengan kemampuan militer mereka," kata Roger Launius, kurator senior dan sejarawan ruang di Smithsonian National Air dan Space Museum.
Pelan-pelan, hubungan diplomatik kedua negara tersebut mencair. Saat ini justru AS dan Rusia (pecahan Soviet setelah negara komunis itu runtuh tahuan 1990-an) rutin bekerja sama dengan melakukan latihan penerbangan dan bersama menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Tempat lepas landas Gagarin untuk pertama kali di Baikonur Cosmodrome (Kazakhstan) masih digunakan hingga sekarang.
Inovasi membuat roket super cepat
Untuk tiba di luar angkasa, Yuri Gagarin memerlukan roket yang dapat mendorongnya ke atas melawan gaya gravitasi bumi. Sehingga, pesawat dengan daya dorong ke atas yang super cepat pun menjadi syaratnya. Tahun 1961 saat meluncur pertama kali, Gagarin menggunakan pesawat Vostok 1 yang dapat menjaga kecepatannya di 27,359 kilometer per jam, atau dikenal dengan kecepatan orbital.
Kurang dari satu dekade kemudian, Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), mulai membuat roket Saturn V yang dapat segera "melarikan diri" dari Bumi dengan daya dorong lebih cepat yakni 40,320 kilometer per jam. Ini juga sebagai tonggak manusia pertama kalinya mencapai bulan, yang dilakoni oleh Neil Armstrong pada tahun 1969.
Terobosan besar perjalanan luar angkasa pasca Yuri Gagarin berikutnya klik di sini
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR