Mengeringnya Laut Aral (Asia Tengah), berkurangnya lahan hutan hujan di Amazon (Amerika Selatan), menyusutnya Glester Columbia (Alaska), hingga menyebarnya penambangan di Wyoming (Amerika Serikat). Demikian hasil tampilan timelapse dari Landsat (satelit yang dikelola USGS) mengenai tampilan Bumi sejak 1984 hingga 2012 dan ditampilkan dalam Google Earth.
Laut Aral diketahui mengalami pengeringan dramatis karena sumber airnya dari Sungai Amu Dar’ya dan Syr Dar’ya dialihkan sebagai sumber irigasi pertanian. Ini menyebabkan Laut Aral berkurang hingga 50 persen, volumenya berkurang hingga dua pertiga, dan salinitasnya bertambah.
Menurut UNEP, jika ini terus berlangsung, Laut Aral akan hilang sama sekali pada tahun 2020. Sementara hutan hujan Amazon mengalami penyusutan besar karena pertanian dan peternakan. Padahal di sinilah letak sumber daya alam terbesar di dunia.
Cerita sama dialami oleh Glester Columbia, yang menurut USGS memiliki luas 1.100 kilometer persegi. Sejak tahun 1980, gletser ini memang sudah nampak mengalami degradasi.
Laporan tahun 1995 menyebut, panjangnya hanya tersisa 57 kilometer dan pada akhir tahun 2000 menjadi hanya 54 kilometer saja. Tidak ada indikasi bahwa penyusutan ini berkurang atau berhenti.
Sedangkan untuk penambangan di Wyoming didominasi perusahaan penambang uranium, batu bara,bentonite, dan trona. Perusahaan-perusahaan ini berubah menjadi raksasa setempat dan membuka ratusan lahan pekerjaan.
Semua frame perubahan yang terjadi di empat lokasi ini dikonstruksi oleh satelit data Landsat yang merupakan jepretan 1,7 terapiksel permukaan Bumi dengan resolusi 30 meter. Program Landsat sudah mengambil foto-foto permukaan Bumi sejak 1972 dan menyediakan data sains mengenai perubahan yang terjadi di Bumi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR