Riset terbaru dalam jurnal terbuka British Medical Journal mengungkap, tidur bersama bayi yang masih baru terlahir, bisa meningkatkan risiko kematian hingga lima kali lipat.
Dari sekitar 22 persen dari ratusan kasus di Inggris yang diteliti, kematian bayi di tempat tidurnya terjadi akibat kebiasaan co-sleeping dengan bayi, terutama bayi yang berusia masih di bawah tiga bulan.
Para akademisi asal London School of Hygiene and Tropical Medicine ini menegaskan, hasil perhitungan mereka adalah 88 persen kasus kematian bayi tersebut sangat mungkin dihindari jika ayah dan/atau ibu tidak tidur satu ranjang dengan bayi yang masih kecil.
Selama ini departemen kesehatan berwenang Inggris sudah merekomendasikan dengan jelas, kedua orangtua tidak boleh tidur bersama bayinya jika merokok, mengonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang. Ternyata meskipun orangtua tidak merokok dan mengonsumsi alkohol atau obat-obatan, risiko kematian mendadak bayi sehat dalam tidur cukup besar.
Bob Carpenter, guru besar dan juga salah satu peneliti yang turut terlibat pada riset ini, mengatakan bahwa--secara kalkulasi-- tidak tidur bersama di satu ranjang bisa menyelamatkan 120 bayi dari 300 data kasus yang terjadi di Inggris per tahunnya.
Kedekatan orangtua dan bayi saat berada di ranjang dengan nyaman tetap dapat dilakukan sewaktu menyusui atau memanjakan sang bayi, tapi tidak saat tidur, demikian Carpenter menjelaskan. "Ini tidak berarti bayi dilarang dari ranjang orangtua. Namun pada saat sudah tertidur, seharusnya bayi berada di tempat tidur sendiri atau terpisah," ujarnya.
Ia juga menyarankan, berbagi ruangan kamar lebih baik demi keamanan dan kenyamanan bagi orangtua serta bayinya.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR