SAP, raksasa perusahaan peranti lunak asal Jerman berniat untuk mempekerjakan ratusan orang penderita autis di seluruh dunia sebagai programmer dan software tester. Penerimaan karyawan autis ini akan dilakukan bertahap selama tujuh tahun ke depan.
Perusahaan yang telah meluncurkan proyek percontohan di India dan Irlandia tersebut menyatakan bahwa langkah ini diambil dengan tujuan untuk mencari karyawan yang “memiliki pola pikir berbeda” dan pada akhirnya akan menghadirkan inovasi. Menurut juru bicara perusahaan, pada tahun 2020 mendatang, satu persen dari total 65.000 pekerja SAP di seluruh dunia merupakan penderita autisme.
Dari uji coba, enam orang penderita autis telah ditunjuk sebagai software tester di India. Hasilnya, ada peningkatan produktivitas dan kekompakan di beberapa bidang penting yang pada akhirnya meningkatkan hasil. Untuk uji coba di Irlandia, proses penyaringan telah dilakukan, dan lima karyawan autis akan mulai bekerja pada tahun ini.
SAP, yang bekerjasama dengan Specialisterne, sebuah lembaga asal Denmark menyatakan, mereka akan memperluas program ini hingga skala global. Langkah tersebut akan dimulai tahun ini di Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman.
“Kami memiliki pemikiran yang sama dengan Specialisterne, yakni inovasi akan hadir dari ‘sisi lain’. SAP hanya akan siap mengatasi tantangan di abad ke-21 dengan mempekerjakan karyawan yang memiliki pola pikir berbeda dan mampu memicu inovasi,” kata Luisa Delgado, salah satu anggota dewan direksi SAP dalam pernyataan resminya.
Specialisterne sendiri merupakan lembaga yang beroperasi secara internasional dan berupaya untuk memanfaatkan bakat yang dimiliki para penderita autisme untuk bekerja di bidang yang berorientasi dengan teknologi. Di Jerman sendiri, perusahaan yang memiliki minimal 20 orang karyawan, diharuskan untuk menyediakan setidaknya 5 persen posisi untuk orang-orang yang memiliki kelainan.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR