Ada pepatah menyebut "like father like son" (anak laki-laki seperti ayahnya). Pepatah tersebut sering kita ucapkan ataupun kita denger saat mengungkapkan bahwa seorang anak laki-laki memiliki kesamaan atau kemiripan tingkah, perilaku, gerak-gerik dengan ayah mereka.
Rupanya hal ini juga berlaku pada kehidupan tikus. Saat seekor tikus menjadi ayah, maka tikus akan mengikuti tingkah lalu ayah mereka. Sebagaimana diungkap dalam sebuah penelitian baru-baru ini, bahwa seekor tikus jantan yang tumbuh dengan minimnya pengasuhan, kasih sayang dan perhatian dari ayah mereka maka ketika tikus jantan tersebut memiliki anak maka mereka akan menjadi orang tua yang kurang perhatian terhadap anak mereka.
Penelitian ini menemukan anak-anak yang tumbuh bersama ayah yang kurang perhatian juga akan memperlakukan anak mereka dengan hal yang sama yakni kurang memberikan rasa kasih sayang dan perhatian terhadap keturunannya. Hal ini turun temurun selama beberapa generasi.
Dalam dunia mamalia, umumnya ibu adalah pemberi kasih sayang dan perhatian yang utama. Perhatian seorang ayah kurang lebih hanya 5 persen yang terlihat dalam spesies mamalia. Selama ini kita lumrah mengenal bahwa ibu memiliki pengaruh yang besar pada anaknya. Namun kita kurang mengetahui bahwa perhatian dari sang ayah ternyata juga memberikan pengaruh yang kuat bagi perkembangan anak mereka.
"Hanya sedikit sistem model hewan yang kami gunakan untuk mempelajari perilaku ayah mereka," ungkap penulis studi Catherine Marler, yang merupakan behavioral neuroendocrinologist di University of Wisconsin–Madison.
Perubahan epigenetik, juga disebut-sebut ikut berkontribusi. Lewat pemeliharaan seekor ayah tikus kita dapat memberikan model bagi manusia. Namun demikian para ilmuwan tidak dapat melakukan hal yang sama bagi manusia. "Pada manusia ada korelasi antara perilaku orang orang tua dan anak," ujar Marler.
Sebelumnya, penelitian juga pernah dilakukan pada tikus dan monyet vervet, yakni menunjukkan bahwa besarnya perhatian dan perawatan seorang ibu dapat mempengaruhi tingkat stress pada keturunannya. Marler berharap penelitian kali ini juga memberikan efek yang serupa.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR