Spesies katak yang telah punah lebih dari 50 tahun lalu, kembali ditemukan di Israel. Yoram Malka, seorang jagawana menangkap katak tersebut di sebelah utara Lembah Hula, Israel.
Saat melihat katak tersebut, Malka tersentak dan langsung menghentikan kendaraannya. Ia melompat keluar dari tempat duduknya untuk menangkap katak langsung dengan tangannya. Bagian belakang katak berbintik-bintik menyerupai motif polkadot dengan perut hitam berbintik-bintik putih.
Spesies ini ditengarai telah hilang dari Bumi sejak setengah abad yang lalu karena katak Hula tercatat sebagai amfibi pertama yang secara resmi dinyatakan punah pada tahun 1966. Keberadaan terakhir katak Hula bermotif pada tahun 1955, tepatnya setelah pengerukan rawa lembah Hula, yaitu hanya sekitar satu dekade setelah spesies tersebut pertama kali ditemukan.
Tahun 2004, perjalanan meninjau berbagai wilayah pun dilakukan untuk menemukan spesies katak ini, namun tidak berhasil. Meski demikian, ilmuwan terus melakukan penelitian.
Sejak tahun 2011, Sarig Gafny, seorang ahli ekologi sungai di Ruppin Academic Center Israel, telah menemukan sejumlah spesimen katak Hulla bermotif. Menurutnya, kemungkinan terdapat 100 sampai 200 katak Hula bermotif yang tinggal di lembah Hula.
Berdasarkan studi DNA dan morfologi tulang dari katak Hula, Rebecca Biton, penulis studi yang juga merupakan paleontologis di Hebrew University of Jerusalem, menyimpulkan bahwa spesies tersebut merupakan anggota terakhir dari Latonia, genus katak yang salah satunya pernah ditemukan di Eropa seperti Spanyol.
Katak Hula dianggap sebagai sebuah contoh dengan apa yang disebut dengan fosil hidup, suatu organisme yang telah mempertahankan kesamaan bentuk selama jutaan tahun dan memiliki kerabat yang hanya tinggal sedikit atau bahkan telah punah sama sekali.
"Ini adalah bukti nyata bagi ketahanan alam jika diberikan kesempatan," ujar Robin Moore, direktur kreatif Amphibian Survival Alliance.
Ini merupakan pelajaran sekaligus peringatan bagi ilmuwan agar ke depannya sebelum menyatakan sesuatu spesies benar-benar telah punah. Meskipun spesies Katak Hula bermotif telah ditemukan kembali, keberadaannya masih riskan di seluruh dunia.
Habitat mereka telah dijarah, kemudian faktor lain seperti polusi, penyakit, dan perubahan iklim menjadi faktor yang dapat menghalangi kelangsungan hidup mereka.
Gafny bersama timnya saat ini sedang menggalang dana untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai katak Hula. Mulai dari sejarah hidup mereka, siklus hidupnya, masa melahirkan, hingga proses melahirkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR