Berbagai jenis wayang, mulai dari wayang yang hampir punah hingga wayang kontemporer, dipentaskan dalam Festival Wayang Indonesia yang berlangsung di Taman Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta, 4 - 7 Juli 2013. Selain itu diselenggarakan juga seminar yang membahas berbagai tema terkait pelestarian wayang di Indonesia, pameran, dan bazaar.
Sebanyak 13 dalang muda akan menunjukkan kebolehannya dalam festival tahunan yang berlangung untuk ketiga kalinya ini. Mereka dalang yang lolos dalam kompetisi dalang muda sejak di tingkat derah hingga nasional dan memasuki babak final.
Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sewangi) Suparmin Sunjoyo, Kamis (4/7) mengatakan, Festival Wayang Indonesia bertujuan mengenalkan kembali pertunjukkan wayang kepada anak muda serta memberi ruang bagi pelaku seni pewayangan untuk tampil.
Suparmin mengatakan, FWI diselenggarakan sejak 2011 dan dibiayai Yayasan Total Indonesia. Yayasan tersebut didirikan Total E&P Indonesie, perusahaan gas dan minyak dari Prancis yang sudah lebih 40 tahun di Indonesia. Yayasan lain mengadakan perjanjian kerja sama dengan Senawangi dan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) serta Museum Wayang untuk menyelenggarakan festival wayang selama lima tahun, mulai 2011 hingga 2015.
"Untuk sementara, biaya penyelenggaraan fesival wayang terjamin hingga 2015. Selanjutnya, kami harus berpikir keras untuk mencari sumber dana lain," tutur Suparmin.
Ketua Yayasan Total Indonesia Edy Mulyadi mengatakan, festival bukan hanya untuk hiburan. Lebih penting dari itu adalah berupaya melestarikan wayang serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalang muda Nanang Hape, secara terpisah, mengatakan, pengenalan wayang kepada generasi muda harus dimulai dari hal mendasar seperti mengenalkan kembali tokoh wayang beserta karakternya.
"Tidak bisa sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR