Menghabiskan waktu hampir satu tahun dalam hidupnya menyelam di bawah laut, Sylvia Earle telah menjadi legenda tersendiri. Pakar oseanografi yang berusia 77 tahun ini dulu harus berjuang untuk bergabung dengan tim ekspedisi pada awal tahun 1960-an, tatkala itu wanita masih tidak boleh diikutsertakan.
"Saya menyukai apa yang kukerjakan. Tentu saja saya ini pengambil risiko. No risk, no reward," ujarnya dengan mantap.
Saat ditanya apa ia pernah ketakutan, Earle berkata, “Saya percaya pada insinyur yang membangun mesin, dan saya juga tahu ada backup-nya. Bila ada masalah, ada protokol-protokol yang bisa diikuti. Maka saya tinggalkan kekhawatiran saya di permukaan, dan menikmati privilese [ketika] berada di bawah laut, tempat ke mana primata umumnya tak pergi.”
Lagipula menurut Earle—supaya merasa aman—ia selalu memeriksa dan memastikan sebaik-baiknya setiap detail sebelum penyelaman.
Menjelajahi bawah samudra untuk menemukan suaka dasar laut, ia tak memungkiri ada risiko ditempuh dirinya. “Suatu kali waktu saya sudah selesai menyelam, kapal tidak ada di tempat. Jadi saya harus menenangkan seorang teman yang dilanda panik. Tapi saya merasa yakin kapalnya pasti kembali.”
“Sepanjang perjalanan karier, saya menyaksikan perubahan lautan. Setengah dari terumbu karang sudah menghilang, hancur atau menuju kehancuran. Ini tak ubahnya seperti sebuah ras. Bisakah kita bertindak saat masih ada waktu?" ujar Earle.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR